Displaying items by tag: renungan katolik

Yesus dalam Injil hari ini berbicara tentang cinta. Cinta menjadi dasar dalam ziarah perjalanan hidup kita. Tidak ada seorang pun di bawah kolong langit ini yang hidup tanpa cinta. Bahkan sebaliknya, banyak orang rela mati demi cinta. 

Yesus adalah jalan cinta Bapa kepada kita, Yesus yang sama juga adalah jalan cinta kita menuju Bapa. Yesus menjadi titik sentral dan titik temu antara cinta cinta Bapa yang menyelamatkan dan kedosaan  manusia yang menjauhi cinta Bapa. Yesus telah menunjukkan kepada kita apa artinya mencintai. Yesus telah menyerahkan seluruh hidupNya untuk menebus dosa kita. PengorbanNya di kayu salib adalah ungkapan cinta yang paling dalam untuk mengangkat kita menjadi putra dan putri Allah. Betapa bahagianya kita ketika Yesus rela menyerahkan hidupnya demi keselamatan kita. Inilah kebahagiaan kita yang paling besar sebagai orang Kristiani bahwa Tuhan sungguh mencintai kita. 

Pada hari ini, Yesus mengajak kita untuk mengenakan cinta yang sama yakni mencintai Tuhan dan mencintai sesama. Ada aspek cinta vertikal, mencintai Tuhan dan aspek cinta horizontal, mencintai sesama. Antara aspek vertika dan horizontal memiliki relasi yang erat yang tidak bisa dipisahkan. Mencintai Tuhan diungkapkan lewat iman yang kita miliki untuk selalu percaya dan mencintai sesama lewat pelayanan dan sedekah. 

Iman kita baru punya arti ketika kita terlibat dalam pelayanan dan pengabdian kepada sesama. Dan cinta kita kepada sesama adalah bukti dari iman kita kepada Tuhan. Karena Yesus selalu menunjukan diri pada orang sakit, orang miskin, orang dalam penjara, orang yang berkekurangan. Yesus adalah teladan sejati dalam mencintai. Dia mengorbankan diriNya untuk kita. Peristiwa salib mau menunjukan betapa Yesus sungguh mencintai kita. 

Dalam hubungan dengan cinta, kita mengenal tiga kategori cinta dalam bahasa Yunani. Pertama, cinta eros, yang berhubungan dengan napsu/gairah, romantis. Moto dari cinta ini adalah ambil dan ambil ( take and take). Atau dengan kata lain berhubungan dengan cinta diri ( selfish love). Kedua cinta philia yang berarti hormat ( respect). Cinta ini lebih berhubungan dengan persahabatan/ pertemanan dan kekeluargaan. Moto dari cinta ini ada beri dan ambil ( give and take). Ketiga cinta Agape. Esensi dari cinta ini adalah pengorbanan yang disertai dengan komitment yang tinggi. Moto dari cinta ini adalah beri dan beri ( give and give). Pada tahap inilah cinta agung Yesus diungkapkan. Rela mati demi kita. Pengorbanan Yesus menjadi model cinta yang sejati, cinta yang paling agung dari semua jenis cinta. 

Kita diajak untuk selalu bercermin pada cintaNya, sebagai dasar dari ziarah iman kita. Mari kita menjaga iman lewat doa kepada Tuhan dan pelayanan/pengabdian kepada sesama. Saya teringat akan refleksi dari mother Thresia dari Calcuta; the fruit of faith is prayer, the fruit of prayer is love, the fruit of love is service, the fruit of the service is peace and joy...

DOA PENEGUHAN :
Allah maha cinta, kami lambungkan madah yang paling agung yang lahir dari kerinduan hati kami yang paling dalam kehadiratMu, atas seluruh penyelenggaraan berkat dan kasihMu dalam ziarah hidup kami. Tuhan, curahkanlah embun rahmatMu ke dalam hati kami, untuk membasahi cinta yang telah layu. Berikanlah kami api cintaMu, agar pelita hati kami tetap bernyala untuk mewartakan cintaMu yang agung, Amin.

Oleh Pater Adrian Jenani, SVD
(Misionaris Sabda Allah yang pernah berkarya di Provinsi SVD Australia dan sekarang menjadi pembimbing para frater-bruder SVD di Novisiat Sang Sabda Kuwu Ruteng-NTT)

Published in Renungan

Iman orang Kristen tentang Tuhan tidak pernah lahir dari ruang kosong; ruang hampa. Iman Kristen, baik itu yang dirumuskan maupun yang dijabarkan dalam tindakan dan kata kata selalu lahir dari pengalaman akan Tuhan itu sendiri. Pengalaman akan Tuhan itu mengandaikan bahwa kita setia untuk mengikuti-Nya ke mana saja Ia berlangkah. Dan mengikuti Tuhan mensyaratkan setiap umat beriman untuk tidak sekedar mengetahui tentang Tuhan tetapi lebih dari pada itu kita “wajib hukumnya” untuk mengenal-Nya. Sehingga iman kita tentang Tuhan bermula dari pengenalan kita akan Tuhan.

St. Filipus dan Yakobus yang pestanya kita rayakan pada hari ini ialah dua pribadi yang setia berada bersama Yesus dalam misi pewartaan Injil. Mereka ialah rekan seperjalanan dan mitra Kristus yang militan. Militansi mereka dalam mencintai Kristus merupakan buah dari pengalaman mereka akan Kristus. Pengalaman mengenal Kristus. Kecintaan mereka akan Kristus tidak “sekali jadi” atau seperti “semudah membalik telapak tangan”. Merekapun tak luput untuk ditantang oleh Kristus dengan pernyataan: “Telah sekian lama Aku bersama- sama kamu, Filipus, namun Engkau tidak mengenal Aku?

Pernyataan Kristus ini seperti sumber air yang menyadarkan kita untuk jangan terlalu cepat menjadi yakin bahwa kita sanggup mengikuti Kristus dengan mengetahui “kulit luar-Nya” saja. Sebaliknya, kita diyakinkan untuk membiarkan diri kita terlebih dahulu dikenal oleh Kristus dan dijiwai oleh-Nya. Dijiwai Kristus berarti kita dengan ikhlas dan tulus bersedia diinjili oleh Kristus. Kita diinjili dulu oleh Kristus sebelum kita menginjili orang lain tentang Kristus.

Apakah semuanya berhenti pada pengenalan akan Tuhan???. Masih ada satu kebajikkan kristiani yang harus dipegang erat dalam mengikuti Kristus yaitu kepercayaan akan Kristus. Percaya akan Kristus menyempurnakan pengenalan akan Kristus; “Percayalah kepada-Ku”.

Percaya itu penyerahan total tanpa syarat, tanpa pamrih, tanpa iming iming “balas jasa”. Kristus akan membalas segala sesuatu pada waktunya ketika kita mempercayakan sungguh kehidupan kita kepada-Nya. Pengenalan dan kepercayaan akan Kristus ialah modal dasar bagi kita menjejakkan langkah dalam mengikuti-Nya. Kedua kebajikkan Kristiani ini memampukkan kita untuk menghadirkan jawaban bagi pertanyaan tentang Tuhan dan menjadi dua perkakas rohani yang mendorong kita untuk menukik lebih dalam; menukik ke dalam sanubari setiap orang yang merindukan wajah Kristus yang berbelaskasih.

Doa Peneguhan :
“Selama kusembunyikan batinku, Ya Tuhan, aku mengeluh sepanjang hari”. Bukalah batinku untuk semakin mengenal dan percaya kepada-Mu. Amin.

Oleh Pater Vincentius Ferer Dede,SVD (Misionaris Sabda Allah berkarya di Provinsi SVD Ruteng)

Published in Renungan
Wednesday, 02 May 2018 12:02

Menyembah Allah Menghormati Maria

Saudara-saudari dalam Kristus.

Berkenaan dengan Injil hari tentang Pokok Anggur dan ranting-rantingnya, saya mau bagikan permenungan saya termasuk kebenaran teks ini dalam hidup Bunda Maria yang cukup besar perannya juga dalam hidup saya.

Kita tahu bhw ranting selalu menempel dan menyatu dengan pokok pohon sehingga dapat berbuah. Perumpamaan mengingatkan kita skan pentingnya menyatu dengan Tuhan sehongga bisa berbuah. Berbuah yang dimaksudkan dalam Injil hari ini adalah kekudusan hidup pengikut Tuhan yang menghasilkn buah karena persatuanya dg Kristus ( Katekismus  Gereja Katolik, No.2074 ).

Berkat sakramen pembabtisan kita telah bersatu erat dengan Yesus, Sang Pokok Anggur. Kualitas hidup kita diukur dari kualitas relasi yg intensif dengan Yesus. Jika terpisah dari Yesus, kita tak dapat berbuat apa apa dan kita tidak membuahkan kekudusan dslam hidup kita.

Bunda Maria memberikan teladan kepada kita bagaimana kepasrahan hidup pada kehendak Tuhan membuat hidup kita mampu menghasilksn buah berlimpah. Karena kedekatan kita dengan Bunda Maria akan menginspirasi kita untuk mengupayakan hal-hal demikian.

Karena itulah kita menghormati dan berdevosi kpd Bunda Maria.  Saya secara pribadi boleh mengatakan dan sekaligus memberi kesaksian bahwa banyak pengalaman iman dialami karena mencontohi sikap pasrah seperti Bunda Maria dan doa melalui bantuan Bunda Maria.

Saya yakin banyak orang mengalami hal ini juga. Paus Pius VII, misalnya, yang dipenjarakan oleh Kaisar Napoleon, berdoa mohon bantuan Bunda Maria. Dia berjanji kalau dibebaskan dari penjara dia akan mendedikasikan perayaan utk menghormati Bunda Maria. Dan terbukti dia dibebaskan tepat pada bulan Mei. Maka beliau menetapkan bulan Mei sebagai bulan Maria.

Semoga Sabda Tuhan hari ini dan kisah-kisah iman demikian makin meneguhkan kita untuk terus berakar dalam Yesus Pokok Anggur kita dan mencontohi Bunda Maria yang selalu hidup dalam tuntunan kehendak Tuhan.

Doa Peneguhan :
Yesus Kristus Tuhan kami, Engkau telah memilih Bunda Perawan Maria sbg bunda dan pengantara kami kepadaMU. Semoga kami yang memohon kemurahan Tuhan dapat bergembira bersama Bunda Maria karena dikabulkan permohonan kami demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Oleh : Maria F. Klau Payong Beda.
(Asisten Pembimbing rohani Legio Maria) Keuskupan Agung Kupang dan Pengurus Komunitas Single Parent  Sumur Yakub cabang Kupang.

Published in Renungan

Saudara- Saudari Pencinta Sang Sabda yang terkasih. Perkenankan saya membagikan permenungan saya atas Sabda Tuhan yang diperdengarkan hari ini dari Kis. Ra. 14: 5-18 dan Yohanes 14:21-26. Apa yang saya tuliskan ini lebih pada sharing perjalanan iman saya bersama Tuhan yang diteguhkan dari waktu ke waktu.

Perjalanan rohani saya bersama Tuhan, termasuk melalui jalan sadhana-meditasi makin meyakinkan saya yang kurang percaya ini untuk semakin percaya dari hati yang terdalam bahwa Yesus merupakan anugrah terbesar Allah Bapa bagi kita semua. Dia menghadirkan kasih agung Allah dalam kata dan tindakan-tindakan kasihNya khususnya pengorbananNya di salib. Berkat kehadiran dan tindakan-tindakan kasiNya itu kita dituntun ke jalan keselamatan dan kebahagiaan sejati. 

Karena itu salah satu pesan inti bacaan-bacaan hari ini yakni mau mengajak kita untuk mencontohi Yesus dengan mengasihi Tuhan dan sesama melalui kata dan tindakan-tindakan konkret kita dalam kehidupan sehari-hari.

Saya secara pribadi diteguhkan melalui sadhana-meditasi bahwa relasi pribadi yang intens dengan Tuhan akan makin menumbuhkan kekuatan kasih dalam diri kita utk mengasihi Dia dan sesama dengan tulus dan sungguh-sungguh. Dan jika kita mengasihi Allah tentu kita ingin selalu dekat dan hidup bersama Allah.  Kedekatan dengan Tuhan ini menumbuhkan kekuatan kasih dari dalam jiwa untuk melakukan apa saja yang dapat membuat Allah tersenyum (melakukan kehrndakNya dengan tindakan kasih kepada sesama).

Kebenaran lain yang kudapatkan dalam Sadhana yakni kalau kita memiliki semangat yg kuat utk bersatu dgn Allah Tritunggal maka Roh Kudus akan menunjukkan jalan yg harus kita tempuh dan lakukan khususnya dalam melakukan tindakan kasih Allah kepada sesama melalui perhatian kita pada sesama. Roh Kudus akan menuntun kita spt yang dialami oleh Rasul Paulus dan Barnabas dalam bacaan hari ini untuk mengarahkan hidup dan karya Tuhan demi kemuliaan Tuhan dan kebahagiaan sesama.

Semoga kita makin mencotohi sikap Yesus dan para Rasul yang senantiasa hidup dalam bimbingan Roh Allah dan mengarahkan karya pewartaan mereka demi tumbuh kembangnya Kerajaan Allah di dunia. Amin.

Oleh Maria Melianti
(anggota Komunitas Sadhana Theresia Menteng Jakarta Pusat)

DOA PENEGUHAN
Allah Bapa Penyelenggara hidup kami, kami bersyukur atas segala tuntunan dan perlindunganMu bagi kami semua selama ini khususnya sepanjang bulan April yang hari ini berakhir. Semoga SabdaMu hari ini makin menumbuhkan semangat kami utk mengikuti teladan hidup Yesus dan para Rasul yang selalu mengikuti bimbingan RohMu yang kudus dalam kesaksian hidup dan karya kami setiap hari. Terpujilah Dikau Bapa, Putra dan Roh Kudus kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Published in Renungan

Ada banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicetuskan oleh manusia sebagai pedoman dalam mencari kesejahteraan hidup. Apapun jalan pengetahuan yang ditawarkan manusia toh terbatas sifatnya.

Lalu apa sebenarnya yang membuat manusia bisa menggapai kebahagiaan sejati? Yesus melalui perumpamaanNya tentang ranting dan pokok angggur mau mengajar kita bhw kalau mau hidup bahagia selamanya maka perlu tetap menyatu dengan Tuhan.

Mengapa perlu demikian? Alasannya karena Dia adalah pencipta dan sumber hidup kita. Perumpamaan ttg Pokok Anggur mau meneggaskan hal ini. Karena itu kesediaan kita  tetap menyatu dengan Dia menjadi syarat mutlak bila kita mau tetap hidup subur dan berbuah berlimpah.

Dengan tetap menyatu dengan Dia sebenarnya kita hidup dalam kemanjaan kasih dan perhatian Bapa yg penuh kasih. Karena dengan menyatu dengan Dia maka Tuhanlah yg memberi hidup kepada kita.

Sayang sekali manusia lebih suka mencari kehidupan di luar Tuhan. Namun toh pada waktunya mereka menyadari dan menemukan kembali bhw Tuhan lah sumber kehidupan yang sebenarnya.

Maka bacaan ini mau menyadarkan kita agar kita hendaknya tekun setia menyatu dengan Dia, Sang Pokok Anggur dan sumber kehidupan kita yang sebenarnya. Tujuan lain bacaan ini yakni kita juga dihimbau terus berupaya mengajak sesama kita yang melepaskan diri dari Tuhan dalam berbagai bentuk agar mereka kembali kepada Tuhan Sang Penjamin hidup sejati.

Semoga kita tekun setia menyatu dengan Tuhan pokok anggur kehidupan kita dan kita pun bersedia membagikan rahmat kasih Tuhan kepada sesama. Amin

Oleh Sr Eufrasia. SSpS.
(Komunitas SSpS Dili Timor Leste)

DOA PENEGUHAN
Tuhan Yesus, Sang Pokok Angggur. Syukur atas segala rahmatMu yg berlimpah dalam hidup kami. Semoga kami sebagai ranting-ranting anggur semakin setia menyatu dengan Dikau sehingga kami makin berbuah limpah. Karena Engkaulah sumber hidup kami kini dan selamanya. Amin.

Published in Renungan
Saturday, 28 April 2018 14:18

Rohlah Yang Memberi Hidup (Yoh. 60:63)

Hari ini Yesus bersabda kepada kita melalui Injil Yohanes bahwa Rohlah  yang memberi hidup (Yoh. 60: 63). Sabda Yesus ini mau menegaskan bahwa sesungguhnya Roh Kuduslah yang berperan dalam seluruh hidup Yesus. Yesus sendiri dikandung dari Roh Kudus (Mat.1:18, 20); ketika memulai pelayanan-Nya, Ia penuh dengan Roh Kudus; Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun (Luk.4:1); atau dalam Injil Mateus dikisakan bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Roh (Mat.12:28).

Sabda Yesus, Rohlah yang memberi hidup, sesungguhnya mau meyakinkan kepada kita bahwa Roh Kuduslah yang berperan dalam seluruh kehidupan kita yang telah menjadi murid-murid-Nya yang setia.  Bahwa kita bisa hidup, berada dan bergerak adalah oleh Roh Kudus tanpa mengadakan perbedaan-perbedaan, entah baik entah buruk waktunya.

Yesus mau menegaskan kepada kita bahwa Roh Kuduslah yang setia menuntun langkah hidup kita, memberi kita karunia-karunia istimewa sesuai kehendak-Nya; Roh Kuduslah yang memberi kita iman dan kesembuhan; Roh Kuduslah yang membimbing dan mengingatkan kita ketika kita salah melangkah dan Roh Kuduslah yang menguatkan kita bila kita lemah.

Oleh sebab itu kita harus mau dilahirkan kembali oleh Roh setiap saat dan mau dijadikan hidup oleh Roh. Kita harus yakin teguh bahwa Roh Kudus akan mengubah kita menjadi manusia baru setiap saat. Yakin bahwa Roh Kuduslah yang akan menjadikan hubungan antara kita dengan Tuhan Yesus Putra Allah yang bangkit menjadi semakin dekat dan akrab dan dengan demikian kita akan tetap mampu memikirkan hal-hal yang berasal dari Roh yang memberi kita hidup dan mengalami damai sejahtera seperti kata-kata pertama yang diucapkan Yesus setelah kebangkitan-Nya: "Damai Sejahtera bagimu"

Oleh : Bpk John D. Bosco Latuan
(Koordinator Umum Komunitas Doa Hati Tak Bernoda Maumere Flores-NTT)

DOA PENEGUHAN
Ya Tuhan syukur berlimpah atas anugrah Roh Kudus yang menolong menyelenggarakan hidup kami. Tolonglah kami dengan RahmatMu agar kami selalu mengikuti bimbingan RohMu yang kudus sehingga kami mampu tekun setia hidup sebagai anak-anakMu. Kami mohon ini demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Published in Renungan
Friday, 27 April 2018 12:01

Ikuti Sang Jalan Kebenaran dan Hidup

(Sumber Inspirasi Kis-Ra 13:26-33 & Yoh. 14:1-6)

Begitu banyak kebijaksaan yang kita bisa dapatkan dari kesaksian hidup para Rasul dan jemaat Kristen perdana. Kedua yang disebutkan kita renungkan hari ini memberikan beberapa kebijaksanaan dari sekian banyak yang ditampilkan dan dihidupi oleh para pengikut Tuhan itu.

Injil Yohanes 14: 1-16 menyampaikan kepada kita pernyataan diri Yesus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Apa yang disampaikan Yesus ini bisa saja sulit dipahami dari sisi historis-kemanusiaan Yesus yang lahir di Nazaret dan tumbuh kembang di sana. Namun bila hal ini disoroti dari sisi ajaran dan karya-karya Agung yang dilakukan-Nya, kita akan memahami dan mengakui bahwa Dia sungguh Jalan, Kebenaran dan Hidup. Karena ajaran-ajararanNya benar dan diamini Kebenarannya. Dan yang mengagumkan dalam diri dan Hidup Sang Guru Ilahi ini yakni: apa Dia yang diajarkan, Dia hidupi (lakukan) dan Dia hidupi itualah yang Dia ajarkan. Dengan demikian ada satu kesatuan antara kata dan perbuatanNya.

Bagi siapa saja yang sungguh mau mencari kebenaran sejati, dia akan dituntun untuk mencari dan terus mencari hingga menemukan, menyadari dan mengakui bahwa di tengah aneka jalan yang ditawarkan oleh dunia, Yesus lah jalan kebenaran yang sesungguhnya yang mampu menghantar manusia menemukan kehidupan sejati. Pengalaman kita bersama Tuhan tentu saja menyakinkan kita akan kebenaran ini. Karena itu memang benar dan pantas Yesus memproklamirkan diriNya sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup.

Dan siapa saja yang menemukan jati diri Yesus ini dalam proses pencarian, dia akan mengarahkan dirinya dan hidupnya dituntun oleh Yesus, Sang Jalan Kebenaran yang sebenarnya menuju kehidupan kekal. Inilah penemuan yang dialami oleh para murid dan jemaat Kristen perdana sehingga meskipun mereka mengalami banyak tantangan dan kesulitan, mereka tetap tekun dan berani mewartakan Yesus, sebagai Putra Allah yang datang untuk menuntun semua manusia pada jalan kebenaran dan hidup sejati.

Kebijaksanaan ini menjadi sebuah pencerahan bagi kita yang sedang dalam proses pencarian dan bersiarah di dunia fana ini. Kiranya kita semakin diyakinkan dalam pengalaman-pengalaman iman kita bersama Tuhan bahwa Yesus sungguh adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup. Dan semoga kita yang sudah diyakinkan melalui pengalaman iman yang kita alami, hendaknya kita menjadi Jalan-Jalan kecil bagi sesama kita guna menghantar mereka bisa menemukan Yesus sendiri sebagai Jalan Utama dalam siarah hidup mereka dan dalam proses pencarian mereka sehingga mereka boleh mengalami dan merasakan kebaikan kasih Tuhan dalam hidup mereka. Dengan demikian Yesus, Tuhan kita makin diakui sebagai Jalan, Kebenaran dan sumber Hidup sejati. Amin.

Oleh Ibu Maria Veronica Heriyati
(Pimpinan Komunitas Kerahiman Ilahi Alam Indah Tangerang-Banten)

Doa Peneguhan :
Yesus, Sang Jalan, Kebenaran dan Hidup sejati. Terima kasih atas segala tuntunanMu selama ini dalam hidup kami hingga saat ini. Semakin kami dari waktu ke waktu terus menyadari kehadiran dan peran sentralMu ini dalam hidup kami serta berupaya mengarahkan hidup kami sesuai jalan kebenaranMu sehingga kami pun mengalami keselamatan dan kebahagian sejati yang Dikau janjikan untuk kami. Sebab Dikaulah Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan bertahta bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Published in Renungan
Thursday, 26 April 2018 11:27

Siapa yang Dipanggil dan Diutus Tuhan?

Kisah-kisah seputar hidup dan karya penyebaran Kerajaan Allah yang dilakukan para Rasul Tuhan dan jemaat Kristen perdana terus diperdengarkan kepada kita sepanjang masa paska ini. Mereka yang adalah orang-orang sederhana biasa ternyata menjadi pewarta handal dan penyalur rahmat Tuhan karena mereka membiarkan diri dirahmati oleh Roh dan Kuasa Penyelenggaraan Ilahi. Mereka pun berjuang mewujudkan tugas pewartaan yang dipercayakan kepada mereka sehingga banyak orang dituntun kepada Tuhan, sumber hidup sejati.

Sebab itu kisah-kisah itu terus diperdengarkan kepada kita tentunya dengan tujuan meneguhkan dan menyemengati kita agar kita sebagai pengikut Kristus juga terus mengambil bagian dalam karya penyebaran Kerajaan Allah. Salah satu hal penting yang mesti kita selalu sadari yakni semua kita dipanggil dan dipilih serta diutus Allah melalui sakramen-sakramen yang telah kita terima untuk menjadi sarana-sarana penyalur rahmat Tuhan.

Tuhan yang memanggil, memilih dan mengutus kita tentu saja mengetahui dengan baik siapa kita. Karena itu Dia berkata: Aku tahu siapa yang telah Kupilih.” Kita juga hendaknya perlu selalu menyadari bahwa panggilan hidup yang kita jalani merupakan rahmat Allah yang dianugrahkan kepada kita untuk dihayati. Kita dipanggil seperti para rasul dan jemaat perdana menjadi pemberita Kerajaan Allah apapun bentuknya sejauh pemberitaan kita itu sesuai rencana Kehendak Allah yang selalu mau menyelamatkan dan menyentosakan hidup ciptaan-Nya.

Karena itu sebagai orang-orang terpanggil hendaknya kita menjaga dan merawat panggilan kita melalui suatu model hidup yang berbobot dalam segala aspek kehidupan sehingga kita layak di hadapan Tuhan dan di mata sesama. Hal ini bisa terjadi bila kita seperti jemaat perdana senantiasa mendekatkan diri pada Tuhan serta membiarkan diri kita dituntun oleh kehendakNya sehingga hidup kita adalah perwujudan kehendak Allah.

Kita juga perlu mengamalkan panggilan itu yang dipercayakan Tuhan kepada kita melalui sikap hidup dan kiprah pengabdian kita sehingga menjadikan hidup dan karya kita sebagai suatu pewartaan yang hidup akan kebenaran, kebaikan, kasih kemurahan, cinta perhatian Allah kepada umatNya melalui hidup dan pengabdian kita.

Mari kita menjaga dan mewujudkan rahmat panggilan Tuhan yang telah dipercayakan kepada setiap dengan cara: berpikir baik, berkata baik dan berbuat baik seperti Yesus Sang Guru kita. Tuhan yang telah memanggil, memilih dan mengutus kita terus menyertai dan memberkati kita selalu dalam hidup dan karya pelayanan kita. Amin.


Oleh Fr. Tito, SVD (Unit Gabriel-Seminari Tinggi St Paulus Ledalero)

Doa Peneguhan :
Allah Tritunggal Mahakudus, kami bersyukur atas rahmat panggilan yang Dikau anugrahkan kepada setiap kami untuk boleh menjadi penyalur rahmat kasihMu kepada umatMu. Bantulah kami agar senantiasa berusaha hidup menurut tuntunan kehendak SabdaMu dan mampukan kami dengan rahmatMu agar kami bisa pembagi rahmat kasihMu kepada sesama kami hidup dan karya pengabdian kami sehingga namaMu dimuliakan kini dan sepanjang segala masa. Amin

Published in Renungan

Satu fenomena menarik yang melingkupi hidup manusia ‘zaman now’ yakni kebanyakan orang begitu gencar mengejar kebahagiaan namun tidak sedikit yang kurang mengalaminya. Padahal bila kita membandingkan sarana-sarana pendukung hidup manusia di masa sekarang dengan masa-masa sebelumnya terlihat jelas bahwa dunia sekarang jauh lebih baik sarana-prasarananya. Namun mengapa banyak orang kurang bahkan tidak mengalami rasa damai dan bahagia di zaman now ini?

Pernyataan Yesus, Sang Guru Ilahi dalam Injil Yohanes 10: 25 menjawab pertayaan tersebut dengan singkat, padat dan jelas. Dan jawaban itu adalah karena manusia tidak percaya kepada Dia, sebagai Putra Allah yang hidup yang datang membebaskan dan menyelamatkan. Ajaran dan karya ajaib sudah dibuatNya namun manusia tidak percaya. Inilah yang membuat manusia tidak mampu menggapai kebahagian sejati. Padahal kebahagiaan sejati manusia yang sesungguhnya adalah tinggal bersama Tuhan, Sang Pencipta dan penjamin hidup kita. Namun bahagia itu sirna dari kita lantaran dosa. Ketidakpercayaan akan Tuhan membuat manusia tidak percaya pula akan Sabda dan karya ajaib yang dilakukakannya. Dan tidak lanjut dari ketidakpercayakan ini yakni kita lebih mencari pertolongan di luar Tuhan.

Ada hal menarik dari fenomen ketidakpercayaan manusia akan peran Tuhan dalam hidupnya yang patut kita renungkan. Sekalipun manusia ‘menolak’ tawaran pertolongan Tuhan dan mencari pertolongan di luar Tuhan namun hasrat dan perjuangan mencari kebenaran dan kebahagiaan sejati akan menghantar dia menyadari bahwa apapun bantuan manusia atau dunia teknologi secanggih apapun toh terbatas kemampuannya. Pada saat yang sama kita menyadari pula bahwa Tuhan selalu mau menolong kita hanya kita lah yang menjauh dari Tuhan. Sikap demikianlah yang membuat kita seakan tidak punya kemampuan mendekati Tuhan. Akibatnya kita mengeluh dan terus mengeluh. Namun Tuhan tetap konsisten dengan identitas dan karakter diriNya sebagai Allah yang Mahamurah dan penuh cinta. Dia senantiasa berinisiatif menghampiri kita dalam sosok Yesus karena cintaNya yang tak terbatas kepada kita.

Inilah pengalaman iman para Rasul dan jemaat perdana. Mereka yang sebelum ragu, tidak percaya bahkan melarikan diri namun kemudian menjadi percaya karena mereka sendiri diteguhkan oleh perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan kepada mereka dan melalui mereka. Dan mereka pun kemudian menjadi pewarta Sabda Tuhan dengan penuh keberanian (bdk. Kis. 11:20). Dengan warta ini dunia menikmati bahagia yang sesungguhnya.

Semoga kita pun dicerahi oleh Sabda Tuhan dalam proses pencarian kita guna menggapai kebahagiaan kita yang sesungguhnya yakni dalam Tuhan. Semoga Rahmat kebangkitanNya yang mengalahkan maut menungguhkan kita untuk untuk semakin percaya dan selalu mengandalkan Dia. Alleluya. Salve.

Oleh RD. Andreas Sika, Pr.
Pastor Pembantu di Paroki St. Yoseph Pekerja Penfui Keuskupan Agung Kupang dan juga Pembina Rohani (Pemroh) WKRI DPD NTT                        

Doa Peneguhan :
Ya Yesus, Sang Sabda yang hidup, tolonglah kami dalam perjuangan hidup kami agar senantiasa menjadikan Sabda-Mu sebagai KOMPAS penuntun langkah hidup dan perjuangan kami. Semoga kami juga menyadari kehadiran dan karya penyelenggaraan-Mu dalam peristiwa-peristiwa hidup yang kami alami sehingga kami diyakinkan selalu bahwa kami tidak pernah berjalan dan berjuang sendirian karena Dikau selalu menyertai dan menolong kami. Karena Dikaulah Tuhan dan Penolong kami yang hidup dan bersatu dengan Bapa serta Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            

Published in Renungan
Friday, 20 April 2018 12:17

Dalam Yesus Kita Saling Memahami

Sumber inspirasi Kis 9:1-20,  dan Yoh 652-59

Saya tersentuh dengan bacaan-bacaan suci hari ini tentang pengajaran dan pernyataan Yesus sebagai Roti Hidup yang membahasakan keagungan kasih Tuhan bagi manusia melalui pemberian diriNya sebagai sumber kehidupan. Memang pernytaan demikian tentu saja membawa kebimbangan dan bahkan penolakkan. Mereka yang setiap hari berbicara dan berdiskusi tentang hal-hal duniawi, apa yang bisa dilihat dan disentuh, apa yg bisa dimakan dan diminum , ttg hal-hal yang konkrit, pasti   akan kaget mendengar pernyataan Yesus bahwa dagingNya untuk  dimakan  dan darahNya utk diminum.  Tidak gampang utk dimengerti  oleh pikiran jasmani belaka. Hanya dengan kaca mata rohani kita akan mampu memahami peryataan Yesus itu. Yesus mau menunjukkan bahwa diriNya diberikan sebagai Roti Hidup yang turun dari surga. Anugrah kasih agung ini diwariskan kepada kita dan kita dapatkan dalam Ekaristi kudus.

Keterbukaan menerima Tuhan dan membiarkan diri dikuatkan serta dicerahi oleh tahmat kasihNya akan sangat besar faedahnya bagi hidup kita termasuk dalam relasi dengan sesama.

Karya pelayanan bersama keluarga-keluarga di Botswana dan Zambia Afirika selama 17 tahun memberikan saya banyak pelajaran akan hal tersebut. Banyak keluarga tertolong karena relasi erat keluarga mereka dengan Tuhan. Sebaliknya banyak pasutri yang tidak saling memahami, cecok dll kr kurang ditntun oleh nilai-nilai sejati yg sumbernya dari Tuhan akibatnya rumah tangga mereka bisa terancam bubar.

Karena itu upaya menata keluarga berdasarkan nilai-nilai sejati sangat penting. Perbedaan antara pasangan suami istri mengisyarakan kemungkinan utk bertengkar bahkan bisa sampai bercerai. Maka perlu diantisipasi dan dihadapi dengan pikiran dan hati bijak sehingga apapun situasi yang dihadapi mereka tetap kompak dan harmonis. Maka  membentuk keluarga itu, mengandung PEKERJAAN RUMAH  utk tetap mejaga  Harmoni dalam perbedaan (menjaga keharmonisan dalam perbedaan).

Agar keluarga menjadi  HARMONIS  dan LANGGENG  maka diharapkan pasangan suami istri memancang 5 PILAR UTAMA utk rumah tangga mereka  yakni :

  1. CARING:  membangun komunikasi dan relasi  yg menunjukkan bahwa anggota keluarga  saling mengenal,  saling memperhatikan,  saling mencintai, percaya, saling medengarkan dan menopang.
  2. SHARING:saling membangun sikap saling memberi  perhatian tanpa batas sehingga anggota keluarga pun menerima satu sama lain secara tulus.
  3. BEARING: membangun kerelaan utk menangggung satu sama lain  seperti saling menanggung beban ,kepercayaan,, tanggungjawab,  kesusahan dan  kesulitan  saat hadapi tantangan.
  4. SUBMITTING:  membangun sikap saling menyerah dalam rasa cinta yg tulus . Pertama-tama menyerahkan diripada Tuahn yg ditemukan dlm keluarga , menyerahkan diribaik kepada orang tua dan sesama anggota keluarga.
  5. SERVING: membangun sikap saling melayani satu sama lain.Dihara[kan sikap saling menuntut utk saling  dilayani namun berlomba-lomba utk dapat melayani sesama. Pelayanan menjadi satu hal kunci dalam keluarga.

Bila keluarga tetap berpegang pada LIMA PILAR  ini, walaupun tantangan hidup berkelurga semakin hari  semakin kompleks, mereka akan tetap kuat , kompak dan harmonis.

Semoga bermanfaat.

Salam dalam Yesus Tuhan kita.
Oleh : Br Albert Babu, SVD
Pernah berkarya di Boitswana dan Zambia -Afrika. Sekarang bertugas sbg Sekretaris di Mission Offiie SVD Indonesia di Jakarta

Published in Renungan
Page 5 of 7

Kegiatan Terbaru

...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohan...

25 October 2023
...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)

Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...

PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

19 October 2022
PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...

BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

18 October 2022
BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...

BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTE...

16 October 2022
BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTER SAN

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

14 October 2022
BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

Tentang Kami

Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya

Berita Terbaru

©2025 Sumur Yakub - Pusat Spiritualitas. All Rights Reserved.

Search