Setiap agama dan kepercayaan punya cara pandang tentang relasi Tuhan, wujud tertinggi dan manusia serta alam semesta termasuk dalam memaknai arah dan tujuan kehidupan manusia. Hampir semua agama/kepercayaan mengakui bahwa hidup manusia tidak terlepas dari intervensi Sang Pencipta demi suatu maksud dan tujuan tertentu. Dalam perspektif ajaran Iman Gereja Katolik ditandaskan kepada kepada setiap pengikutnya untuk meyakini bahwa manusia diutus Allah Bapa ke dunia untuk suatu maksud sesuai rencana-Nya.
Dalam cara pandang demikian kita akan mudah menyadari bahwa kaum kristiani dipanggil dan diutus, sebagaimana ke-12 murid dipilih Yesus, Tuhan untuk mewartakan Sabda-Nya ke seluruh dunia. Setiap orang pengikut Kristus dipanggil untuk mengabdi Dia dan sesama melalui jalan hidup dan panggilan mereka entah sebagai biarawan-biawarati maupun sebagai awam.
Tak dapat disangkal bahwa melaksanakan tugas mulia tersebut butuh perjuangan tersendiri apalagi di tengah dunia sekarang ini yang makin dipengaruhi oleh perkembangan dunia informasi dan teknologi modern. Hal ini lebih bisa menjadi peluang tetapi sekaligus tantangan khususnya bagi para rohaniwan-rohaniwati dalam perjuangan mempertahankan komitmen hidup religius dan pelayanan total kepada dan sesama melalui hidup dan pengabdian mereka.
Karena itu sebagai abdi-abdi mereka perlu mengikuti arahan dan tuntunan Roh-Nya sehingga hidup dan pelayanan mereka bernafaskan Roh Allah dan sesuai kehendak Tuhan. Hanya bila seseorang, baik awam maupun kaum rohaniwan-rohaniwati, sungguh-sungguh berada dalam Allah dan Allah dalam dirinya, dia dapat mengarahkan diri dan hidupnya serta hidup sesama manusia dan lingkungan kepada kehidupan yang sebenarnya.
Untuk menggapai maksud tersebut dibutuhkan moment, proses, sarana dan suasana yang dapat membantu orang untuk menyadari bimbingan Roh dan bekerjasama dengan Roh Allah guna menciptakan kehidupan yang sesuai dengan keinginan pribadi, cita-cita kongregasi dan kehendak Allah.
Menyadari pentingnya penyegaran rohani tersebut para pemimpin Gereja dan tarekat baik dalam skala internasional, nasional maupun regional/lokal terus berupaya dari waktu ke waktu memikirkan dan mencari jalan meningkatkan semangat hidup dan pelayanan umat, para gembala umat dan para anggota tarekat dan umat yang dijumpai dan dilayani terus menerus dibaharui dan disemangati secara rohani sesuai visi misi Gereja dan tarekat.
Atas dasar pertimbangan demikian maka pusat-pusat spiritualitas dalam tarekat SVD, SSpS, dan SSpS AP termasuk Pusat Spiritualitas Sumur Yakub dibentuk sebagai wujud nyata perHATIan para pemimpin Gereja dan tarekat akan pentingnya oase rohani bagi para Imam, biawaran, biarawati maupun sebagai awam Katolik dalam menjalani hidup dan panggilan pelayanan mereka.