Sumber inspirasi Kis 9:1-20, dan Yoh 652-59
Saya tersentuh dengan bacaan-bacaan suci hari ini tentang pengajaran dan pernyataan Yesus sebagai Roti Hidup yang membahasakan keagungan kasih Tuhan bagi manusia melalui pemberian diriNya sebagai sumber kehidupan. Memang pernytaan demikian tentu saja membawa kebimbangan dan bahkan penolakkan. Mereka yang setiap hari berbicara dan berdiskusi tentang hal-hal duniawi, apa yang bisa dilihat dan disentuh, apa yg bisa dimakan dan diminum , ttg hal-hal yang konkrit, pasti akan kaget mendengar pernyataan Yesus bahwa dagingNya untuk dimakan dan darahNya utk diminum. Tidak gampang utk dimengerti oleh pikiran jasmani belaka. Hanya dengan kaca mata rohani kita akan mampu memahami peryataan Yesus itu. Yesus mau menunjukkan bahwa diriNya diberikan sebagai Roti Hidup yang turun dari surga. Anugrah kasih agung ini diwariskan kepada kita dan kita dapatkan dalam Ekaristi kudus.
Keterbukaan menerima Tuhan dan membiarkan diri dikuatkan serta dicerahi oleh tahmat kasihNya akan sangat besar faedahnya bagi hidup kita termasuk dalam relasi dengan sesama.
Karya pelayanan bersama keluarga-keluarga di Botswana dan Zambia Afirika selama 17 tahun memberikan saya banyak pelajaran akan hal tersebut. Banyak keluarga tertolong karena relasi erat keluarga mereka dengan Tuhan. Sebaliknya banyak pasutri yang tidak saling memahami, cecok dll kr kurang ditntun oleh nilai-nilai sejati yg sumbernya dari Tuhan akibatnya rumah tangga mereka bisa terancam bubar.
Karena itu upaya menata keluarga berdasarkan nilai-nilai sejati sangat penting. Perbedaan antara pasangan suami istri mengisyarakan kemungkinan utk bertengkar bahkan bisa sampai bercerai. Maka perlu diantisipasi dan dihadapi dengan pikiran dan hati bijak sehingga apapun situasi yang dihadapi mereka tetap kompak dan harmonis. Maka membentuk keluarga itu, mengandung PEKERJAAN RUMAH utk tetap mejaga Harmoni dalam perbedaan (menjaga keharmonisan dalam perbedaan).
Agar keluarga menjadi HARMONIS dan LANGGENG maka diharapkan pasangan suami istri memancang 5 PILAR UTAMA utk rumah tangga mereka yakni :
- CARING: membangun komunikasi dan relasi yg menunjukkan bahwa anggota keluarga saling mengenal, saling memperhatikan, saling mencintai, percaya, saling medengarkan dan menopang.
- SHARING:saling membangun sikap saling memberi perhatian tanpa batas sehingga anggota keluarga pun menerima satu sama lain secara tulus.
- BEARING: membangun kerelaan utk menangggung satu sama lain seperti saling menanggung beban ,kepercayaan,, tanggungjawab, kesusahan dan kesulitan saat hadapi tantangan.
- SUBMITTING: membangun sikap saling menyerah dalam rasa cinta yg tulus . Pertama-tama menyerahkan diripada Tuahn yg ditemukan dlm keluarga , menyerahkan diribaik kepada orang tua dan sesama anggota keluarga.
- SERVING: membangun sikap saling melayani satu sama lain.Dihara[kan sikap saling menuntut utk saling dilayani namun berlomba-lomba utk dapat melayani sesama. Pelayanan menjadi satu hal kunci dalam keluarga.
Bila keluarga tetap berpegang pada LIMA PILAR ini, walaupun tantangan hidup berkelurga semakin hari semakin kompleks, mereka akan tetap kuat , kompak dan harmonis.
Semoga bermanfaat.
Salam dalam Yesus Tuhan kita.
Oleh : Br Albert Babu, SVD
Pernah berkarya di Boitswana dan Zambia -Afrika. Sekarang bertugas sbg Sekretaris di Mission Offiie SVD Indonesia di Jakarta