Hidup dalam Kerendahan Hati
"Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati." (Mzm 25:9)
Menjadi rendah hati, berarti kita tidak merasa hebat, tidak merasa sudah mengerti banyak, tidak menganggap diri penting. Menyadari bagaimanapun kita mempunyai keterbatasan.
Ciri khas orang yang rendah hati, mau belajar, membuka pikiran, hati serta membuka telinga. Mau diajar, dibimbing supaya semakin memahami dan mengerti lebih banyak.
Sikap rendah hati tentunya, berlawanan dengan sikap sombong. Bersikap rendah hati, bukanlah hal yang mudah, bagi orang yang mempunyai jabatan tinggi. Misal sebagai bos, pimpinan disuatu perusahaan, atau sebagai ketua yayasan, komunitas, atau juga menjadi kepala keluarga dsb. Semakin tinggi jabatan, semakin merasa memiliki dunia, dan bersikap sombong. Mereka lebih ingin didengar daripada mendengar, lebih ingin dimengerti daripada mengerti orang lain.
Sikap sombong, sesungguhnya membawa kepada kejatuhan dalam hidup. Orang sombong biasanya dalam tindakannya, tidak memerlukan Tuhan. Merasa hebat akan dirinya dan merasa bisa menghasilkan, merasa semua karenanya. Karena itu Tuhan tidak suka dengan orang yang bersikap sombong. Dengan mudah IA bisa membuat segala sesuatu selesai. Dari tempat diatas, menjadi dipaling bawah. Sebaliknya Tuhan mengasihi orang yang rendah hati dan membimbingnya di setiap jalannya.
Ingatlah, Tuhanlah sutradara atas hidup kita. Dengan mudah Tuhan bisa menggantikan peran kita, jika hidup kita tidak berkenan kepadaNya. (Yak 1: 9-10) kita ini hanyalah 'clay', sebuah tanah liat yang dibentukNya menjadi manusia didandani menjadi cantik, pintar, dan bisa melakukan banyak hal, dan suatu hari akan selesai dan kembali menjadi tanah.
Atau kita sendiri pernah berdoa, jadikanlah hatiku seperti hati-Mu: lemah lembut dan rendah hati.” Tapi dalam tindakan sering berlaku sebaliknya. Bagaimanapun berusahalah terus menjadi rendah hati, meski tidak mudah.
Orang yang rendah hati, menyadari bukanlah siapa siapa tanpa Tuhan, Selalu bisa bersyukur, mau mengakui kesalahan jika dikoreksi, sabar, taat, bersikap baik kepada sesama, juga kepada orang memusuhi, rela menderita. Bersikap hormat kepada semua orang juga kepada orang miskin. Karena Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan. (Ams 22:4)
"Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari." (Mzm 25:5)