Renungan

Tuesday, 10 November 2020 12:54

Menjadi Penyalur Kebaikan Kasih Allah

Written by Sr. Viany Chatarina Tunik, SSpS.
Menjadi Penyalur Kebaikan Kasih Allah dok. Sumur Yakub

Renungan Harian Rabu, 11 November 2020

Tit 3 : 1-7, Mzm 23 : 1 – 3a, 3b-4,5,6 dan Luk 17 : 11 – 19

Saudara saudari sekalian,

Tanpa mengurangi rasa hormat dan apresiasi saya atas permenungan yang telah saudara/I lakukan menanggapi bacaan-bacaan suci hari ini, saya mengajak kita meluangkan waktu sejenak merenungkan pesan Sabda Tuhan hari ini. Bertolak dari inti pesan dan juga kisah hidup St Martinus de Tours yang kita rayakan hari ini, saya memberi renungan ini Menjadi Penyalur Kebaikan Kasih Allah. 

Teladan hidup St Martinus dari Tours cukup kuat berbicara tentang hal ini. Dia seorang tokoh yang mampu berbuat baik karena sentuhan belas kasihnya pada seorang pengemis. Dia dulunya seorang tantara Romawi dan dibaptis ketika sudah dewasa dan kemudian menjadi seorang uskup yang sederhana. Salah satu kisahnya yang terkenal adalah ia pernah memotong mantel indah yang sedang dipakainya, dan membagikannya pada seorang pengemis pada saat badai salju sehingga meluputkan nyawa sang pengemis dari ancaman musim dingin. Ajaibnya, malam harinya dia bermimpi melihat Tuhan Yesus sedang memakai mantel yang diberikannya kepada pengemis itu. Martinus mendengar Yesus berkata kepada para malaikatNya: “Martin, seorang katekumen memberikan mantel ini”. Sadar bahwa katekumen yang Yesus maksud adalah dirinya maka setelah mimpi itu dia pun bersedia menjadi pengikut Kristus. Tak lama kemudian dia dipermandikan dan segera mengajukan pengunduran diri dari dinas militer dan menjadi tentara Kristus.

Saya yakin kisah orang kudus ini adalah kisah hidup kita juga sekecil apapun bentuknya baik dalam hal memberi maupun menerima kebaikan kasih Tuhan. Ijinkan saya membagikan pengalaman yang saya alami berkaitan dengan hal memberi dan menerima.

Pengalaman ini bermula ketika saya bertugas Surabaya, dimana karena tugas yang dipercayakan kepada saya waktu itu, saya perlu mengambil kebijakan dalam hal urusan pelunasan biaya khususnya kepada siswa yang tidak mampu. Hal ini biasanya muncul saat menjelang ujian akhir semester. Biasanya ada orang tua yang minta rekomendasi agar anaknya diijinkan untuk masuk ikut ujian, karena ada kesepakatan di sekolah tersebut bahwa anak harus melunasi biaya sekolah dulu baru bisa ikut ujian. Namun kalau toh ada orangtua siswa yang sungguh tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut, maka saya biasanya berusaha mempermudah mereka sehingga nasib masa depan anak mereka jangan sampai buyar hanya karena faktor biaya sekolah. Tentu kebijakan seperti ini mendatangkan konsekuensi tersendiri namun selalu ada hikmah di balik kisah-kisah seperti ini. Dan inilah hal yang mau saya kisahkan di renungan ini. Rupanya tanpa saya tahu, ada orang tua yang sempat memperhatikan saya saat saya memberikan rekomendasi non bayar kepada orang tua yang tak mampu membayar biaya yang saya sebutkan tadi.

Kisah perhatian orang tua yang tak saya ketahui itu pun berlanjut kemudian ketika saya bertugas di Papua. Bulan Juli tahun 2019 saya diutus ke Papua dan mengajar di sebuah SMA Negeri di Pedalaman Papua. Jarak dari komunitas saya tinggal dan tempat mengajar  saya sekitar 75 km. Meski terlibang jauh jangkauannya, namun saya lebih memilih mengendarai sepeda motor ke sana karena bila mau mengunakan kendaraan umum, butuh waktu menunggu lumayan lama. Sebenarnya jalan alternative inipun tetap mendatangkan kendala karena karena kendaraan motor yang kami miliki saat itu hanya satu unit saja sehingga kami harus panda-pandai membagi waktu penggunaannya.

Rupanya Tuhan yang mengutus kami tinggal tinggal diam melihat situasi kami ini. Dia menggerakkan hati orang untuk membantu kami. Dan orang yang bersedia membantu kami itu adalah orang tua di kisah tadi yang memperhatikan saya saat saya membantu orang tua tak mampu. Beliau rupanya sudah tahu kalau saya sudah pindah tugas di Papua. Tiba-tiba saja beliau menelpon saya: “Suster, bagaimana kabar Suster?. Apa yang bisa kami bantu untuk Suster? Suster selama ini sudah membantu anak-anak kami, sekarang kami ingin membantu Suster”. Perasaan gembira campur kaget karena saya sendiri belum tahu persis orang yang menelpon saya sehingga membuat saya spontan menjawab: “Bapak saya belum tahu saya butuh apa di sini nanti kalau ada kebutuhan tertentu saya akan informasikan”.

Percakapan spontan itu membawa saya ke suatu permenungan panjang karena kata-kata dari orang tua murid di telpon tadi membuat saya sangat terharu. Saya tidak pernah meminta apapun untuk keperluan diri saya tapi bisa terjadi seperti itu. Hal penting lain berkaitan dengan kata-kata si Bapak tadi yakni muncul suatu pertanyaan besar dalam benak saya karena selama ini saya berbuat baik hanya demi menyelamatkan anak-anak yang tidak mampu, tetapi orang tua murid ini melihat apa yang saya lakukan dan dia pun ingin berbuat baik untuk saya.

Rupanya beliau serius mau membantu saya karena sehari setelah kontak pertama, beliau menelpon saya lagi menanyakan hal yang sama maka saya pun spontan menyampaikan kebutuhan kendaraan sepeda motor untuk transportasi ke tempat mengajar saya. Kembali Tuhan membuat kejutan untuk saya. Tiga hari kemudian Bapak itu menyampaikan bahwa sudah terkumpul sejumlah uang untuk maksud tersebut dan singkat cerita akhirnya saya mendapatkan bantuan sebuah sepeda motor melalui kebaikan hati para orang tua itu.

Luar biasa kebaikan dan penyelenggaraan Tuhan nan tidak terhingga bagi kita manusia. Tuhanlah Gembalaku, takkan kekurangan aku (Mzm 23:1). Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku (Mzm 23: 6). Bait pengantar Injil hari ini mengundang kita untuk senantiasa bersyukur:  ‘hendaklah kalian mengucap syukur dalam segala hal , sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kalian.’ Sungguh sangat berlimpah kebaikan Allah untuk saya sekaligus menginspirasi saya untuk melalakukan tindakan kasih yang sama kepada orang-orang sekitar terutama kepada siswa/I yang kami bimbing karena itulah bantuan sepeda motor itu diberikan kepada saya.

Tak henti-hentinya saya mengucap syukur untuk berkat melimpah atas kebaikan Allah pada saya. Mungkin terlalu bernada rohaniah, namun ijinkan saya mengungkapkan kebenaran yang saya temukan melalui pengalaman-pengalaman nyata seperti ini: Kebaikan kecil apaun yang kita lakukan yang kadang kita sendiri tidak menyadarinya, namun Allah sungguh melihat-Nya. Dulu pun saya tidak menyadari saat membantu anak yang tidak mampu, ternyata Allah melihatnya lewat orang tua murid yang melihat apa yang saya lakukan. Hari ini Allah mengingatkan kita, saya khususnya melalui sabdaNya: Hendaklah mereka taat dan siap sedia melakukan setiap pekerjaan baik (Tit 3:1).

Allah sang Kebaikan tak Terhingga terus membutuhkan tangan-tangan kita untuk berbuat baik, karena perbuatan-perbuatan baik kita adalah ungkapan kasih kita kepada Allah sendiri. Allah sudah sangat banyak berbuat baik baik, dengan teladan-Nya hari ini menyembuhkan orang kusta. Kita pun dipanggil untuk terus menerus berbuat baik. Karena apapun yang kita lakukan untuk orang kecil itu kita melakukannya untuk Yesus sendiri. Jangan pernah memikirkan orang mau berterimakasih atau tidak atas perbuatan baik kita. Allah sendiri yang akan memperhitungkannya.

Mari kita menjadi penyalur kasih Allah. Agar Allah semakin dipuji dan dimuliakan dalam hati semua orang.

Oleh Sr. Viany Chatarina Tunik, SSpS. ( di Komunitas Maria Helena Arso-Papua)

 

Kegiatan Terbaru

...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohan...

25 October 2023
...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)

Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...

PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

19 October 2022
PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...

BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

18 October 2022
BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...

BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTE...

16 October 2022
BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTER SAN

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

14 October 2022
BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

Tentang Kami

Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya

Berita Terbaru

©2025 Sumur Yakub - Pusat Spiritualitas. All Rights Reserved.

Search