NB: Renungan ini diberikan oleh P. Patrisius Pa, SVD sebagai Wakil Provinsial SVD Ende saat Perayaan Kaul Kekal Di Seminari Tinggi Santu Paulus Ledalero pada 15 Agustus 2020. Isi renungan ini membantu kita merenungkaan hidup sebagai pengikut Tuhan melalui jalan hidup yang telah kita pilih. Spiritualitas Bunda Maria yang diulas di renungan ini membantu kita merenungkan hidup kita.
Para Frater Yang Berbahagia, saudara-saudari terkasih
Hari ini kita semua bergembira dalam Tuhan. Kita menghormati Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga dengan jiwa dan raganya. Malaikat pun bersukaria berpesta merayakan pengangkatannya dan memuji Puteranya, Yesus Sang Sabda.
Pesta ini menunjukkan Betapa Pentingnya Nilai Tubuh Manusia di hadapan Allah karena penebusan Kristus dan persatuan erat mesra dengan Anak-Nya, YESUS Sang Sabda yang Menjelma menjadi manusia. Oleh karena itu kita sepantasnya menghormati keluhuran dan kesucian tubuh kita dan tubuh orang lain. Sehubungan dengan ini, biasanya kita berdoa:”Bunda Maria yang tak bernoda, murnikanlah bandanku dan sucikanlah Jiwaku!
Hari ini kita bergembira, justru di tengah situasi Pandemi Covid-19 yang sangat mengancam nyawa manusia, kita merayakan Pesta Pengikraran Kaul Kekal, KESEBELAS Saudara kita yang muda belia dalam Kongregasi Serikat Sabda Allah. Kita mengikuti Perayaan Kaul Kekal di Ledalero - Bukit Sandar Matahari - yang indah ini dengan “Hati Gembira”, sehati-seperasaan dengan Madah Syukur Pujian Bunda Maria atas panggilanya menjadi Bunda Yesus Sang Sabda. Seperti Bunda Maria, Kesebelasan ini berselubungkan kuasa kasih Allah, Kasih Sang Surya Sejati.
Saudara-saudari terkasih.
Dalam Ktab Suci, istilah ‘sukacita atau kegembiraan’ dipergunakan untuk mengungkapkan berbagai pengalaman iman akan kehadiran Tuhan. Demikian Injil yang bersinar dengan kemuliaan Salib Kristus, terus-menerus mengajak kita untuk bersukacita. Kita kutip beberapa contoh dalam relasi dengan Bunda Maria: Bersukacitalah adalah Salam Malaikat kepada Bunda Maria (Lukas 1:28); Kunjungan Maria kepada Elisabet membuat Yohanes melonjak kegirangan dalam rahim ibunya (bdk Luk 1:41); Dalam nyanyian pujiannya yang menjadi tema Perayaan ini, Bunda Maria menyatakan, “Hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku” (Luk 1, 47). Bunda Maria tentu mempunyai alasan istimewa untuk boleh bergembira:
Pertama, Allah Yang Mahakudus memperhatikan kerendahan hamba-Nya . Dalam kesatuan hati dengan Yesus anaknya, Bunda Maria adalah hamba Tuhan yang setia dan taat kepada Rencana dan kehendak Allah. Bunda Maria rela menderita menapaki ziarah salib, sampai memandang dengan hati pedih Wajah Anaknya Yesus yang tergantung di Kayu Salib.
Kedua, Allah yang Mahakudus melakukan perbuatan-perbuatan besar dan ajaib di dalam diri hamba-Nya. Roh Kasih Allah telah memampukan rahim Bunda Maria untuk mengandung dan melahirkan Yesus Anaknya ke dunia sebagai Juruselamat bagi segala bangsa di dunia. Inilah keajaiban kasih Allah.
Ketiga, Allah yang Mahakudus memperhatikan nasib bangsanya dengan kasih dan keadilan. Bunda Maria hadir di antara seluruh bangsa di dunia sebagai Wanita Pejuang Keadilan, Wanita Paling Revolusioner yang memperjuangkan nasib bangsanya. Bunda Maria yakin bahwa Allah yang berbelaskasih akan membela umatnya yang miskin dan tertindas.
Pengalaman akan Belaskasih Allah ini dinyanyikan dengan sangat agung dan indah di dalam magnificatnya dalam tiga bait:
Pertama, Allah mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya (Luk 1,51).
Ini adalah revolusi moral. Menjadi orang Kristiani, Pengikut Kristus berarti berani mati atas kesombongan yang bercokol di dalam hatinya, menghormati hak hidup dan martabat pribadi setiap orang sebagai pancaran Wajah Allah.
Kedua, .Allah menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah (ayat 52). Ini adalah revolusi sosial-politik.
Menjadi orang Kristiani Pengikut Kristus berarti menjadi pelayan yang rendah hati, berani meninggalkan pangkat dan jabatan. Jabatan digunakan untuk melayani orang-orang kecil dan membangun persekutuan kasih yang damai-sejahtera bagi semua orang.
Ketiga, Allah melimpahkan kebaikan kepada orang-orang lapar – orang-orang kaya diperintakahkan pergi dengan tangan hampa (ayat 53).
Ini adalah revolusi ekonomi. Menjadi orang Kristiani, pengikut Kristus berarti menjadi pribadi yang berkarakter: solider, ugahari, berbelarasa,saling berbagi dalam suka-duka hidup bersama. //
Ketiga revolusi mental-rohani ini tercetus dari jiwa Maria, seorang Perempuan Revolusioner, Pejuang Keadilan. Revolusi Mental-Religius ini memperlihatkan kepedulian Allah dan Bunda Maria Hamba-Nya kepada Kaum papa miskin dan tertindas. Bunda Maria mau memperjuangkan dan menegakkan keadilan di mata para penguasa bangsanya.
Ketiga REVOLUSI MENTAI-ROHANI ini merupakan visi Suci dan Komitmen kenabiannya untuk tunduk kepada rencana penyelamatan Allah dan belarasanya terhadap nasib bangsanya dan segala keturunannya, sampai pada masa kita sekarang dan selama-lamanya. Oleh karena itu Bunda Maria pantas mendapat gelar kehormatan sebagai NABIAH, PEJUANG BELASKASIH DAN KEADILAN ALLAH. Dan hari ini kita selayaknya merayakan Pestanya “Diangkat ke Surga” atas berkat belaskasih Allah dan Jasa Kasih Yesus Anak -Nya.
Para Frater yang berbahagia, Saudara-saudari terkasih
Pengikraran Kaul Kekal adalah sebuah Perayaan SUKACITA KASIH ABADI atas kebaikan dan rahmat kasih-setia Allah terhadap kita umat-Nya.
Pengikraran Kaul Kekal adalah sebuah Perayaan Pembebasan Kekal, ‘Perayaan Melepas Bebas’ selamanya atas segala kelekatan hati secara permanen terhadap kenikmatan badani dan pelarian dari komunitas, kepemilikan uang dan harta, keinginan akan kuasa dan gengsi-kehormatan. Kaul-Kaul Religius semestinya menjadikan kita manusia-manusia bebas, serupa dengan Kristus, Sang Pembebas yang hidup murni, miskin dan taat kepada kehendak Bapa-Nya.
Pada Perayaan Pengikraran Kaul Kekal ini, kita bergembira dan bersyukur karena perbuatan-perbuatan besar Allah telah terjadi di dalam hidup dan panggilan ke-11 Frater kita, seperti yang dikerjakan Allah dalam hidup dan karya perutusan Santa Perawan Maria, Bunda Kerahiman Allah.
Hari ini kita bersukacita, bergembira ria bersama ke-11 Frater kita, seraya merenungkan dan menciptakan Magnificat kita: Bagaimana kita menghayati Kaul-kaul Religius kita secara benar dalam membangun Gereja, Komunitas, Kongregasi, Keluarga kita ke depan? Mari kita belajar dari Santa Maria, Bunda Kerahiman, Bunda Pejuang Keadilan, Teladan dan Penolong kita.
Pertama, Kaul Kemurnian: Inilah Kaul Komunitas - Kaul Kebersihan
Kita meneladani Bunda Maria yang hidup murni, menjaga kemurnian Tubuh dan kesucian jiwanya sebagai Bait Allah Roh Kudus. Seperti Bunda Maria, kita harus menjaga kesucian tubuh jasmaniah dan hati kita. Menghargai martabat pribadi dan keindahan setiap wajah, Citra Tuhan; Kita akan mengalami kegembiraan, kalau kita bersikap dsiplin dalam hidup berkomunitas dan mampu hidup dalam komunitas ragam budaya sesuai dengan kekhasan Serikat kita.
Hidup dalam Tatanan Baru menuntut kita untuk “JAGA JARAK”: Jarak fisik, jarak-sosial dan jarak emosional- afeksi. Kita harus Hidup Bersih dalam relasi dengan saudara lelaki dewasa, sebaya dan anak-anak; Hidup Bersih dalam relasi dengan Saudari Perempuan Dewasa, sebaya dan di bawah umur, semua kelompok rentan! Hidup Bersih, dalam relasi dengan rumah tinggal, taman dan lingkungan hidup kita.
Kedua, Kaul Kemiskinan: Inilah Kaul Kepedulian - Kaul Kemandirian
Kita belajar hidup sederhana, solider seperti Bunda Maria. Karena kepedulian terhadap bangsanya yang menderita dan tertindas, Bunda Maria disapa sebagai yang Berbahagia oleh segala keturunannya. Kita juga disapa yang “Berbahagia” dari generasi ke genenerasi, kalau kita berbelarasa dan dengan gembira berbagi rejeki bagi para warga yang melarat.
Hidup dalam Tatanan Baru menuntut kita untuk bekerja keras demi kemandiran komunitas, provinsi dan kongregasi; berbagi kasih dengan saudara-saudari kita yang terpapar karena virus corona, virus HIV-AIDS dan virus ketidakadilan dalam keluarga dan masyarakat kita.
Ketiga, Kaul Ketaatan: Inilah Kaul Kerendahan Hati – Kaul Kelemahlembutan
Seperti Bunda Maria, kita harus rendah hati, patuh, setia kepada Kehendak Allah dan hidup dalam persekutuan kasih-mesra dengan Yesus Anaknya. Bunda Maria telah menjadi hamba Allah yang rendah hati dan taat dalam menanggapi Panggilan Allah. Kita akan mengalami sukacita berlimpah bila kita bersikap rendah hati, rela mendengarkan pimpinan, dengan gembira dan penuh tanggung jawab melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan Serikat dan Gereja kepada kita.
Hidup dalam Tatanan Baru menuntut kita untuk mengenakan Masker Kepatuhan, penghampaan diri, Kerendahan Hati, dan Kelemahlembutan dalam relasi dengan pimpinan, samasaudara dan umat yang kita layani.
Hidup dalam Pola “New Normal” menuntut kita untuk menghindari pelbagai jenis kekerasan - Menormalkan Pola Hidup Baru yang Santun, bersahabat dan saling menghargai martabat setiap pribadi dalam kelembutan kasih Sang Sabda.
Para Frater yang berbahagia ...... Bersukacitalah!.Bergembira senantiasa.
Pada hari ini dengan HATI GEMBIRA, kita menghormati Pengangkatan Santa Maria, Bunda Kerahiman Allah ke Taman Surga. Marilah kita bersyukur dan bersukacita atas panggilan kita untuk menjadi Misionaris Religius Sabda Allah. Kita bersyukur dan bergembira seraya beriktiar melaksanakan tugas perutusan kita untuk berbagi Sukacita Injil dengan saudara-saudari di tempat Perutusan kita masing-masing sesuai dengan slogan misi kita kini :”Putting the Last First – Mendahulukan yang terkecil, Mengutamakan yang terakhir.
Bersama Bunda Maria, kita yang adalah murid-murid misioner, dipanggil untuk menjadi Nabi zaman ini demi membawa pembaruan dalam revolusi mental-rohani bagi warga kita, mulai dari diri sendiri dan komunitas kita. Kita ingat bahwa Kaul-kaul yang kita ikrarkan merupakan sumber sukacita kita dan mempunyai peran kenabiannya seperti yang diteladankan oleh Bunda Maria. Kaul-kaul yang kita ikrarkan, kiranya membawa pembaruan - sebuah revolusi mental-rohani-,sebuah transformasi total di dalam diri kita – untuk menjadi murid-murid misioner sejati.
Kita berharap agar melalui Kaul-Kaul yang kita ikrarkan untuk kekal dan kita perbarui dari tahun ke tahun “Kasih Kristus semakin menguasai kita dan mendorong kita untuk berubah dan berbuah dalam hidup dan karya misi kita” (2Kor 5:14).//
Para Frater Terkasih
Proficiat – Selamat Berbahagia
Semoga St. Perawan Maria, Bunda Sang Sabda dan
St.Arnoldus Janssen, Bapak Pendiri Serikat kita,
memberkati Anda sekalian.
Oleh: P. Patrisius Pa, SVD (Wakil Provinsial SVD Ende)