Bacaan: Efesus 4:1-6, Mzr 24, dan Lukas 12:54-59
Suatu kemajuan yang tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya, itulah zaman dimana kita hidup sekarang ini. Karya ciptaan manusia sungguh-sungguh mengagumkan. Teknologi memampukan kita mengakses dunia dengan sangat cepat di semua lini transportasi: air, darat, udara, dan transportasi informasi dalam dunia maya. Mobilisasi manusia dan informasi (terkhusus dalam dunia bisnis, kerja) sangat sulit utk dibendung. Semuanya berpacu dalam waktu. Sehingga muncul pernyataan provokatif ini: yang lambat akan tamat, yang cepat akan selamat.
Pernyataan ini dengan jelas menunjukkan dua kelompok berbeda dalam dunia kerja: yang kerjaanya serabutan dengan hasilnya nan begitu-begitu saja, dan yang kerjaannya berselancar dalam dunia bisnis global lewat media promosi teknologi. Atau dengan kata lain yang bergerak lambat di tengah kesibukan dan perlombaan dunia kerja saat ini adalah kelompok kecil dengan akses mobilisasi informasi dan teknologi yang terbatas dan mereka yang bergerak cepat sesuai perkembangan zaman adalah mereka yang menguasai dunia bisnis dan mobilisasi informasi lewat teknologi.
Banyak lapangan kerja tercipta di zaman ini, namun tidak dipungkiri juga bahwa orang mulai lupa beberapa hal:
- pertama, lupa bahwa saya adalah rekan sekerja Allah. Saya adalah makhluk rohani. Sebagai makhluk rohani, Allah harus diutamakan dlm keseluruhan hidup dan pekerjaan saya. Luangkan waktu untuk Allah.
- Kedua, lupa bahwa saya mempunyai tanggungjawab terhadap ciptaan lain: alam dan sesama. Saya adalah makhluk sosial. Zaman yang serba cepat ini memungkinkan orng lupa akan orang lain dan alam ciptaan. Ia cenderung egois, menumpuk kekayaan, dll.
Hari ini Yesus mengingatkan kita kembali satu hal penting sebagai makhluk rohani dan sekaligus makhluk sosial, yakni jangan ikut arus. Masing-masing kita harus mampu melihat tanda-tanda zaman ini. Jangan tenggelam dalam situasi dunia yang memungkinkan kita jauh dari Allah dan sesama. Kita harus berani lawan arus (agere contra), jika situasi yang kita hadapi sudah tidak sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan Allah (baca: Mat 25: 35-40).
Kita tidak boleh terbius, tenggelam, dan terlena oleh zaman yang menawarkan segala kemudahan dan kenikmatan yang seringkali bertentangan dengan pekerjaan-pekerjaan Allah. Tawaran zaman ini sungguh menarik, tawaran ini bukanlah suatu hal buruk dan kemudian dengan serta merta kita katakan zaman ini adalah zaman yang buruk sebab penuh cobaan. Kita patut bersyukur atas zaman ini, kita boleh menikmatinya sebagai sebuah rahmat, suatu karya besar Allah. Sekarang kembali kepada pribadi kita masing-masing bagaimana seharusnya dan sewajarnya saya menempatkan diri saya dalam situasi ini. Saya yang adalah orang Kristen, saya yang adalah makhluk sosial, saya yang adalah bagian dari kehidupan dunia ini, dan saya yang adalah rekan kerja Allah.
Zaman ini adalah kesempatan yang bagus, lahan pewartaan perlu digarap sesuai spirit Injili. Selain memurnikan hidup saya sebagai pengikut Kristus, juga melalui pewartaan dan cara hidup saya yang sesuai dengan diajaran Yesus bisa menghantar orang pada keselamatan.
Di tengah dunia yang sedang sakit ini (wabah covid) kita diminta untuk tidak panik, melainkan kesempatan menumbuhkan kesadaran keharmonisan dalam berelasi, tolong menolong, saling menjaga dan mengingatkan, dan no racism. Sama-sama berjuang agar wabah virus ini menjadi kesempatan membangun kembalu relasi yang harmonis dengan Allah, sesama manusia, dan alam ciptaan.
Selamat merenung, semoga bermanfaat.
Oleh P. Tomy Lehan, SVD (Misionaris Serikat Sabda Allah yang akan berkarya di Provinsi SVD Australia)