Salam Kasih dalam Kristus untuk Saudari/a di mana saja berada. Berkenaan dengan Injil hari ini dari Matius 7: 6, 13-14 tentang ajakkan mengikuti jalan yang benar dan menyelamatkan, saya mengajak saudari/a sekalian merenungkan pesannya untuk kita. Saya membagikan refleksi saya bertolak dari kisah nyata yang saya alami.
Nama saya Elly dan suami saya Frederik (orang Jerman); saya tinggal di Jerman sejak 44 tahun lalu. Lain padang lain belalang. Begitupun kebiasaan dan cara hidup di Jerman dan sudut pandang masyarakatnya berbeda dengan keadaan di Indonesia. Itulah yang saya alami termasuk pengalaman bersama suami saya yang berbeda cara pandang tentang Tuhan dan perjuangan membawa dia pada Tuhan. Maka ketika membaca perikop ini, spontan mengingatkan saya kembali di saat saya demikian berusaha meyakinkan suami saya bahwa kepercayaan, iman dan mengikuti jalan Tuhan adalah hal penting sekali dalam hidup ini (bagiku pribadi, ini adalah mutiara yang tiada ternilai tinggi nilainya).
Masih segar dalam ingatan saya tentang perjuangan imanku tanpa kenal putus asa, walau untuk sekian lamanya tidak berhasil meyakinkan Suamiku untuk mengimani Tuhan. Bujukkan langsung tetap ditolaknya dan untuk menghindari kekerasan maka lebih baik mencari jalan lain, yaitu melalui doa. Untuk sekian lamanya saya dengan tetap setia mendoakan suami pada Bunda Maria. Dan kasih Tuhan benar ada dan amat dahsyat. Bapa mempunyai jalanNya tersendiri dalam membimbing dan mengarahkan setiap anakNya pada diriNya. Itulah yang kami alami walaupun kejadian ini sangat berat saat menghadapinya bahkan sempat membuat kami semua cemas dan khawatir tapi boleh dibilang ini adalah kisah blessing in diguise, berkat tersembunyi di balik kesulitan.
Ya, bermula dari kisah tragis di mana Frederik mengalami kecelakaan sewaktu dia bersepeda di desa kami tinggal. Dia dengan sepedanya disambar mobil dan terlempar jatuh. Frederik, statusnya gawat saat itu, semua tulang rusuk kiri patah kecuali rusuk ketiganya. Dia diangkut dengan helikopter darurat ke Rumah Sakit di Uniklinik Mainz. Sewaktu saya bertemu dia di ICU, syukur bahwa dia masih bisa bicara saat itu. Salah satu pertanyaan saya, apakah Frederik mau bicara dengan Romo dari paroki kami? Dan dia mengangguk tanda setuju. Syukur kepada Tuhan bahwa Frederik telah membuka hatinya dan mau kalau dikunjungi Romo. Perawatan di Rumah Sakit selama satu bulan, kemudian dilanjutkan dengan perawatan rehabilitasi di Wiesbaden selama delapan minggu. Romo sering mengunjunginya dan setelah balik ke rumah, Frederik dengan rutin datang dan berkonsultasi dengan Romo. Enam bulan setelah Frederik mengalami kecelakaannya, dia menyatakan kesediaannya mau menjadi Katolik. Alangkah indahnya karyaMu Tuhan!
Itulah kisahku tentang kerinduan sekian lama agar sang suami mau membuka hatinya bagi Tuhan Yesus, akhirnya dikabulkan. Memang jalannya tidak segampang membalikkan telapak tangan. Namun Tuhan Yesus telah mendengar dan meluluskan doa dan permohonanku bagi Frederik. Walaupun melalui jalan yang sempit dan curam seperti Injil hari ini, melalui kecelakaan yg telah dia alami – “gerbang yang sempit yang membuka jalan menuju kehidupan yang aman dan bahagia“- Tuhan telah menyelamatkan Frederik dengan jamahan kasih dan kuasa Allah Roh Kudus. Kami sangat berbahagia merasakan kasih Tuhan. Semua proses persiapan dan penerimaan di komunitas Katolik telah dilakukan, antara lain: menyambut komuni pertama dan sakaramen Krisma. Dan sekarang kami boleh bersama-sama melayani Tuhan Yesus di paroki dan dalam Komunitas kami. Danke Jesus!
Saya terbuka mensharing pengalaman ini karena mungkin bisa menjadi inspirasi dan peneguhan bagi saudara-saudari yang sedang berada dalam situasi seperti yang saya ceritakan. Semoga melalui kesaksian hidupku, kita dapat belajar dan mendapat penguatan dalam iman, harapan dan kasih. Agar kita dapat:
Tuhan memberkati kita sekalian.
Doa Peneguhan:
“Trima Kasih Yesus, kami telah merasakan betapa besarnya kasih-Mu. Biarkanlah hari ini banyak orang mengalami kasih-Mu, terutama mereka yang lemah, sendiri dan merindukan-Mu.”
(Oleh : Ibu Elly Lupini, tinggal di Hessen, Jerman).
Hidup setiap orang punya maksud dan tujuan. Dari perspektif iman, kita percaya Tuhan mengutus kita ke dunia dengan suatu maksud yakni meneruskan cintaNya kepada sesama melalui hidup dan karya kita. Namun upaya mewujudkan tujuan hidup itu tidak segampang membalikkan telapak tangan. Kisah perjalanan setiap kita mengajar kita mengakui bahwa hidup itu merupakan suatu variasi antara untung, malang, susah dan senang.
Bacaan-bacaan suci selama masa Paska ini meneguhkan kita bahwa dalam situasi apa saja termasuk di saat menghadapi tantangan dan kesulitan serta kegelapan dalam hidup, Tuhan setia mendampingi dan menolong kita dengan cara dan pada waktuNya. Tindakan kasih Tuhan yang dilakukan Yesus menolong banyak orang menjadi bukti nyata keberpihakkan Tuhan kepada manusia. Bukti kasih Tuhan terbesar yakni pengorbananNya di Salib demi penembusan dan keselamatan kita. Pengorbanan Tuhan di salib menjadi bukti nyata bahwa Tuhan selalu berupaya memberi yang terbaik bagi manusia.
Hanya saja kegelapan hidup seperti egoisme, hedonisme, sekularisme dan hal-hal duniawi lainnya yang bertentangan dengan jalan kehendak Tuhan membuat kita kadang bahkan sering tidak mampu melihat karya cinta Tuhan ini. Situasi kegelapan ini juga kadang membuat kita menyangkal Tuhan bukan sumber kehidupan kita dan juga kadang memvonis Tuhan tidak baik khususnya di saat kita mengalami kesulitan dan tangantan berkepanjangan.
Meski dalam situasi demikian Tuhan tetap punya cara menuntun kita mendekat padaNya dan mengalami cinta perhatianNya. Percakapan Yesus dan Nikodemus memberikan banyak pencerahan kepada kita bahwa Tuhan sesungguhnya merupakan Cahaya kebenaran sejati yang mampu menuntun kita pada jalan keselamatan dan kehidupan sejati. Kisah percakapan itu mau mengajak kita juga untuk menaruh tumpuan harapan pada Tuhan sebagai sumber kebenaran dan cahaya kebenaran sejati.
Kerelaan hati mau dituntun dan dicerahi Cahaya Kebenaran membantu kita melihat kasih Agung Tuhan dalam hidup kita. Kedekatan kita dengan Tuhan membantu kita makin memahami kebenaran sejati dan hidup kita diterangi oleh CahayaNya.
Pengalaman-pengalaman pencerahan demikian yang kita alami juga dalam hidup kita hendaknya menjadi menginspirasi dan memotivasi kita untuk makin tekun melaksanakan tugas perutusan kita yakni mewartakan Cahaya Kebenaran dan kasih Agung Tuhan kepada sesama. Mari kita terus berupaya menjadi saksi terang kasih Tuhan dalam hidup dan karya kita.
Tuhan memberkati kita.
Rm. Hieronimus Kore, Pr
Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...
Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...
Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...
Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...
Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...
Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya