Tim Sumur Yakub mengadakan pertemuan bersama di Rumah Retret SSpS Belo Kupang pada tanggal 14-17 September 2019. Tim Sumur Yakub yang dimaksud di sini yakni Tim Inti BPH (Badan Pelaksana Harian) dan Para Koordinator AJS (Arnold Janssen Spirituality) dari setiap Provinsi SVD-SSpS yang berada di wilayah Indonesia dan Timor Leste. Kegiatan ini dibuat demi merealisasi salah satu resolusi pertemuan para Pemimpin Provinsi SVD-SSpS Indonesia- Timor Leste di Belo pada bulan April 2019 lalu di mana Tim Pimpinan Provinsi-Regio meminta diadakannya pertemuan urgen antra Tim BPH Sumur Yakub dan Para Koordinator AJS Provinsi-Regio Indo-Leste.
Menurut rencana sebelumnya, kegiatan ini hendak dibuat dalam bentuk Lokaretret Bibliodrama namun terkendala oleh waktu dan aktifitas para peserta, maka kegiatan ini dipersingkat menjadi empat hari saja. Hadir dalam pertemuan ini Tim BPH dan para Koordinator AJS serta perwakilan dari beberapa provinsi dan region SVD-SSpS Indo-Leste. Ada beberapa Koordinator tidak sempat hadir dalam pertemuan ini karena terkendala oleh waktu dan aktifitas mereka.
Pada sesi Pembukaan, Pater Yanuarius Lobo, SVD selaku Direktur Pusat Spiritualitas Sumur Yakub Indo-Leste mengajak para peserta melalui suatu dinamika tentang keberadaan dan peran Allah Tritunggal Mahakudus guna menghantar para peserta mendalami semangat hidup (Spiritualitas) Santu Arnoldus Yanssen. Pater Yanus menjelaskan bahwa Santu Arnoldus Yanssen mampu melakukan hal-hal besar dalam hidupnya termasuk mendirikan ke-3 Kongregasi Misi (SVD, SSpS dan SSpS-AP) karena beliau mengandalkan Allah Tritunggal Mahakudus sebagai sumber, daya penggerak dan tujuan hidup dan karya misi demi keselamatan dan kebahagiaan umat manusia.
Karena itu menurut Pater Yanus, para anggota ketiga tarekat yang didirikan oleh Santu Arnold Yanssen perlu mengikuti semangat hidup Santo Arnoldus yakni hidup dan berkarya sebagai abdi-abdi Tuhan yang hidup dan berkarya dalam rancangan dan kehendak Allah Tritunggal Mahakudus. Bertolak dari refleksi tersebut, para peserta diajak menggunakan pertemuan tim tersebut untuk melihat sejauhmana Tim Sumur Yakub menjalankan tugas animasi yang dipercayakan para pimpinan provinsi dan regio guna memberikan animasi baik ad-intra (untuk para anggota SVD-SSpS Indo-Leste) maupun ad-extra (Gereja Lokal-Nasional pada umumnya termasuk kaum Awam).
Kegiatan empat hari tersebut dibagi dalam beberapa sesi besar yakni:
Laporan dan evaluasi kegiatan AJS baik yang dijalankan oleh Tim BPH Sumur Yakub maupun yang dibuat di tiap provinsi-regio yang ada di wilayah Indonesia dan Timor Leste. Terlihat jelas melalui laporan-laporan kegiatan tersebut bahwa Tim AJS berupaya dari waktu ke waktu melalui kegiatan-kegiatan rohani guna memberikan animasi baik ad-intra (kepada para anggota provinsi atau region) maupun ad-extra (kepada Gereja Lokal dan Awam).
Dibicarakan juga dalam pertemuan ini pula beberapa hal yang patut mendapat perhatian seperti dan faktor perlunya ‘porsi’ perhatian ad intra secara menyeluruh agar penyegaran rohani yang dilakukan Tim AJS bisa dialami oleh para anggota SVD-SSpS yang ada di wilayah Indonesia dan Timor Leste. Kendala lain seperti faktor kekurangan tenaga penggerak AJS. Peserta pertemuan mengapresiasi sama saudara-saudara yang selama ini secara spontan menaruh minat dan perhatian pada kegiatan-kegiatan animasi rohani baik kegiatn ad-intra maupun ad-extra.
Salah sesi penting dalam pertemuan ini yakni membaca situasi aktual yang ada sekarang baik dalam kontek dalam kongregasi, Gereja Lokal maupun situasi hidup menggereja pada umumnya. Tujuan sesi ini untuk melihat kira-kira apa yang perlu Tim AJS lakukan dalam konteks tugas animasi guna memberi pencerahan, penguatan dan penyegaran dalam menghadapi situasi aktual yang sedang terjadi.
Bertolak dari evaluasi kegiatan dan realitas aktual yang dibahas dalam pertemuan ini, Tim Sumur Yakub merencanakan beberapa kegiatan animasi yang akan dilaksanakan pada tahun kerja 2020 baik dalam konteks Ad-Intra maupun kegiatan Ad Extra.
Pada acara penutup kegiatan, Pater Direktur Sumur Yakub mengajak para peserta melalui Dinamika Biblis tentang Kisah Penciptaan guna menyegarkan para peserta akan identitas diri sebagai ciptaan dan utusan Tuhan untuk mewujudkan rencana dan kehendak Allah. Karena itu para peserta diminta membuat komitmen untuk hidup dan berkarya bersama Allah Tritunggal Mahakudus mewujudkan misi keselamatan dan kebahagiaan bagi semua umat manusia.
(oleh John Masneno, SVD)
Judul tulisan di atas mewakili isi tulisan ini dan sekaligus meringkas titik perhatian Forum Spiritual Youth Asia yang diselenggarakan baru-baru di Manila-Philipin. Forum tahunan bernuansa Asia tersebut diselenggarakan oleh Institute of Spirituality in Asia (ISA) guna memberikan penyegaran dan peneguhan rohani bagi berbagai kalangan yang berkecimpung dalam dunia pelayanan publik khususnya Kaum Muda Asia.
Sebagai suatu lembaga akademi yang bergerak di bidang Spiritual di Asia, ISA menyelenggarakan kegiatan ini guna turut mendukung upaya Gereja Universal melalui kegiatan penyegaran dan peneguhan rohani bagi umat Katolik di Asia. Forum Spiritual tahun 2019 ini masih melanjutkan tema tahun 2018 tentang Panggilan Hidup Kaum Muda. Tema ini berkaitan erat dengan tema Sinode XV Para Uskup Sedunia yakni Kaum Muda, Iman dan Penjernihan Panggilan hidup (Young People, the Faith and Vocational Discerment).
Untuk menggapai maksud tersebut, ISA mengundang kaum muda dan berbagai pihak yang menaruh perhatian kepada kehidupan kaum muda di berbagai Negara di Asia mengikuti Forum Spiritual ini. Tujuan diundangnya peserta dari berbagai latar belakang baik Negara maupun lingkup pengabdian di seputar benua Asia guna mensharingkan pengalaman hidup dan akfitifitas mereka, baik sebagai kaum muda maupun sebagai pemerhati kehidupan kaum muda.
Hadir dalam Forum tiga hari ini kaum muda dan para pemerhati kehidupan kaum muda dari berbagai kalangan baik dari kalangan religious maupun kaum awam. Beberapa Orang Muda Katolik Indonesia yang bernaung di bawah naungan Komunitas Transformative Youth Sumur Yakub dan beberapa wakil kaum muda Indonesia menghadiri Forum Spiritual Youth Asia ini. Hadir pula RD. Antonius Yakin Ciptamulya dari Seksi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta dan Rm. Albert Herwanta, O.Carm – Rektor Unika Widya Karya Malang.
Panitia menghadirkan 15 Keynotes Speakers berpengalaman dan berkualitas, baik sebagai pemerhati kehidupan kaum muda maupun Orang-Orang Muda potensial-transformative yang selama ini sudah berupaya menyumbangkan bakat dan kemampuan mereka untuk kesejahteraan umum. Mereka membagikan kepada Forum pengalaman hidup dalam yang melatar belakangi kiprah mereka dan juga nilai-nilai serta prinsip-prinsip hidup yang menjadi pengangan mereka dalam hidup dan karya mereka. Selain sharing dan input dari para Keynotes spekers, para peserta juga mendapatkan peneguhan menarik dan mengesankan dari the International Academic Advisory Board Team.
Pada kesempatan emas ini juga dilaunching buku bercorak kehidupan kaum muda dengan judul listening to The Youth, Discerning the Spirit. Buku ini berisi sharing pengalaman dan pencerahan seputar kehidupan orang muda dan upaya-upaya mendampingi mereka yang pada umumnya dibahas pada Forum Youth 2018 termasuk para pembicara dari Indonesia.
Variasi pengalaman dan aktifitas di berbagai bidang kehidupan yang dipresentasikan selama forum ini membuat kegiatan penyegaran spiritual tiga hari ini sungguh memberikan atmosphere kegembiraan dan sukacita serta peneguhan bagi para peserta untuk terus menaruh perhatian pada kehidupan kepada Kaum Muda harapan Bangsa dan Gereja. Semua pihak yang mengambil bagian dalam forum saling memberi dan menerima pengalaman dan nilai-nilai kehidupan dan tentunya semakin menyegarkan komitmen untuk terus berjuang menjadikan anugrah hidup yang diberikan Tuhan sebagai suatu berkat bagi sesama.
Dari berbagai sharing pengalaman hidup dan pengalaman iman baik dari spekers maupun dari para peserta forum, terlihat jelas di sana beberapa benang merah yang punya hubungan erat dengan kehidupan kaum muda dan tips bagaimana kaum muda bisa menjadikan hidup mereka berguna bagi sesama.
Hal ini berkaitan erat dengan upaya menemukan arti dan makna di balik peristiwa dan situasi hidup yang dialami karena hidup manusia pasti akan berhadapan dengan kenyataan pengalaman susah-senang, untung-malang, dll. Kesediaan dan kemampuan memaknai pengalaman-pengalaman yang dialami secara baik, benar dan proporsional dari perspektif nilai-nilai kebijaksanaan dan iman akan menjadi pengarah yang baik pada langkah-langkah hidup selanjutnya.
Sharing Keynotes Speakers pada hari pertama menaruh fokus perhatian pada upaya memberi makna secara baik, benar dan proporsional pada pengalaman susah-senang yang dialami. Dengan Sub tema Love, Power and Grace, para pembicara menyoroti peran penting pemberian makna atas pengalaman hidup yang dialami khususnya dalam perspektif terang iman akan penyelenggaraan Tuhan. Menurut mereka, salah satu kendala yang dialami oleh banyak orang khususnya kaum muda yakni kelalaian memaknai pengalaman hidup khususnya yang menantang sehingga mereka terperangkap dalam lingkaran pemahaman hidup yang keliru.
Sebaliknya semakin orang mampu menemukan makna positif konstruktif di balik peristiwa yang dialami, semakin positif dia membangun hidupnya pada nilai-nilai hidup sejati. Dia pun akan terbuka belajar dari ilmu-ilmu kehidupan yang terjadi sepanjang pentas kehidupan baik berdasarkan pengalamannya sendiri maupun dari pengalaman sesama yang mampu memberikan pesan untuk kehidupan dan perjuangannya. Di sini lahir ilmu, nilai dan prinsip kehidupan. Pengalaman hidup bisa menjadi ‘triger’ tetapi sekaligus menjadi pemacu lahirnya visi-misi hidup seseorang yang dibutuhkan dalam hidup sebagai KOMPAS pengarah hidup dan perjuangan.
Arah pembicaraan keenam orang Keynote Speakers pada hari kedua ini mengerucut pada satu titik kesimpulan yang sama bahwa setiap orang perlu memiliki visi misi sebagai pengarah hidup dan karier pengabdian. Alasannya karena dengan memiliki visi misi dalam hidup, kaum muda akan diarahkan menuju tujuan yang hendak digapai. Karena itu visi misi ini hendaknya bernuansa global dan sebaiknya berbasis Biblis dan nilai-nilai luhur kehidupan. Artinya berlandaskan pada nilai-nilai iman dan kebijaksanaan universal dan bisa diterima serta berguna bagi semua orang. Hal inilah yang menjadi fokus perhatian Forum hari kedua dengan sub tema: ‘Loving, Serving and Growing: Singpots for the Young People. Dari sharing mereka terlihat jelas bahwa hal ini sungguh terbukti dalam kehidupan mereka. Para peserta disegarkan dan diteguhkan untuk semakin menyegarkan visi misi hidup mereka baik untuk diri maupun untuk publik.
Hal mengesankan dari para pembicara selama forum ini yakni sekalipun latar belakang kehidupan mereka berbeda-beda namun tampak jelasa satu kesamaan umum pada mereka. Kesamaan yang dimaksud yakni adanya pengalaman pribadi yang menumbuhkan visi-misi dan niat perjuangan mereka. Titik lanjut dari hal ini adalah adanya kesetiaan dalam mewujudkan niat mereka dari waktu ke waktu sehingga semakin menghasilkan buah dalam perjuangan mereka bagi banyak orang.
Dengan sharing ini para peserta diteguhkan untuk semakin memantapkan tekad dan semangat pengabdian bagi sesama melalui hidup dan karya pengabdian yang dipercayakan kepada mereka serta berupaya menjadi mitra kaum muda dalam upaya mentransformasi hidup dan talenta mereka sehingga berdayaguna bagi mereka dan kepentingan umum.
Oleh P. John Masneno, SVD (Moderator Komunitas Transformative Youth Sumur Yakub)
Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...
Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...
Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...
Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...
Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...
Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya