Bacaan Yesaya 25:6-10, Mazmur 23 dan Matius, 15:29-37
Sama saudaraku yang terkasih dalam Kristus Yesus,
Bacaan hari ini mengisahkan tentang belaskasih. Penginjil Matius mengisahkan dua peristiwa belaskasih yang dilakukan Yesus. Pertama, peristiwa penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus untuk orang-orang sakit, cacat, lumpuh, buta, dan tuli. Tuhan menunjukkan belas kasih yang penuh perhatian kepada kaum kecil. Masa Advent adalah masa berahmat kita meminta Tuhan menyembuhkan kita secara rohani. Mungkin secara fisik, kita tidak sakit, tidak tuli, tidak cacat, tidak buta. Namun secara spiritual, mungkin hati bathin kita cacat, sakit, buta atau tuli akibat pengaruh hal-hal duniawi.
Kedua, tindakan Yesus memberi makan kepada ribuan orang dengan memperbanyak 7 buah roti dan ikan-ikan kecil yang diberikan oleh para murid-Nya. Apa yang dilakukan Yesus itu membuktikan kebenaran kata-kata Yesaya dalam bacaan I hari ini tentang janji kesetiaan Allah menjamu umat-Nya penuh belas kasihan. Kerelaan para murid memberikan roti dan ikan yang mereka miliki agar diperbanyak Yesus menjadi ajakkan bagi kita untuk merenungkan apa roti dan ikan yang bisa saya berikan kepada sesamaku khususnya di masa Adven ini. Pemberian sekecil apapun bila diserahkan dengan iklas dan disempurnakan oleh berkat kuasa Tuhan, maka hasilnya luar biasa.
Perjuangan dalam misi hidup kita di dunia ini bukan hanya semata-mata untuk diri kita dan untuk bertahan hidup, tetapi juga harus seperti Yesus yang terus-menerus berbelas kasih terhadap orang-orang kecil ataupun orang-orang terdekat yang membutuhkan uluran tangan kasih dari kita. Dan untuk bisa melakukan tindakan demikian, kita perlu membuka mata melihat karya cinta dan belaskasih Tuhan dalam hidup kita. Karena dengan sikap demikian kita semakin membuka diri terhadap aliran kasih dan kuasa Allah dalam diri kita. Sikap iman itu juga menumbuhkan rasa syukur dan kemauan untuk turut berbelaskasih kepada sesama di sekitar kita, tanpa paksaan tetapi dengan sepenuh hati, suka cita, bahagia dan selalu semangat. Doa dan Ekaristi Kudus merupakan sarana dan kesempatan berahmat kita menimba kasih dan kekuatan serta inspirasi dari Tuhan sendiri untuk kehidupan kita.
Melalui Sabda Tuhan khususnya kedua peristiwa yang ditampilkan Injil hari ini, Yesus mau mengajak kita untuk membuka mata dan telinga hati kita untuk melihat dan mendengar; untuk bersolider dengan sama saudara kita yang berkesusahan dengan cara kita masing-masing, sebagai rasa kepedulian kita terhadap mereka.
Dalam bentuk apa saya menunjukkan aksi nyata belas kasih Allah kepada sesama selama masa Adventus ini?
Selamat merenung.
Oleh Frt. Esron Nursi, SVD (Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero)