Flm. 1:7-20 ; Mzm 146: 7.8-9a.9bc-10
Saudara/I-ku yang terkasih dalam Kristus,
Salam jumpa lagi melalui permenungan rohani hari ini Kamis, 12 November 2020. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita merenungkan apa bentuk Kerajaan Allah yang ada dan kita alami di sekitar kita. Permenungan akan hal sangat penting bagi kita karena mengetahui dan menyadari kehadiran dan bentuk konkret Kerajaan Allah di sekitar kita, maka kita tidak akan bersikap seperti orang-orang Farisi di Injil hari ini yang mempertanyakan kehadiran kerajaan Allah.
Mereka mempertanyakan wujud nyata Kerajaan Alah karena konsep keliru mereka tentang kerajaan Allah. Sebab itu melalui jawaban Yesus di Injil hari ini mau membuka pemahaman keliru mereka dan membuka kebutaan mata hati mereka untuk melihat bahwa kerajaan Allah yang diajarkan-Nya adalah kerajaan rohani, bukan fisik atau politis.
Kisah bacaan pertama hari ini tentang Paulus, Onesimus dan Filemon merupakan suatu expresi nyata apa itu Kerajaan Allah. Tarnsformasi dirinya dan persatuannya dengan Yesus, Pokok Anggur sejati, memampukan Paulus bisa memahami dan memperjuangkan suatu kerajaan Allah yang penuh damai sejahtera dan sukacita secara nyata di tengah kehidupan bersama.
Dia membimbing Onesimus yang ditemuinya di perjara sehingga berubah dari seorang hamba yang jahat dan pencuri uang menjadi orang baik dan berguna banyak orang. Paulus pun mengajak Filemon di Kolose agar kiranya berkenan mengampuni Onesimus yang telah mencuri uangnya. Paulus bahkan bersedia mengembalikan uang Filemon yang dicuri Onesimus asalkan Filemon memperlakukan Onesimus bukan lagi sebagai seorang hamba jahat dan pencuri, melainkan sebagai saudara dalam Kristus. Dan Filemon dengan tulus menerima kembali Onesimus sesuai permintaan Paulus dengan memperlakukan dia sebagai saudara seiman dalam Kristus dan membangun relasi hidup dalam kasih persaudaraan yang tulus sebagai saudara, bukan lagi sebagai tuan dan hamba.
Dari kisah ini kita bisa melihat bagaimana Paulus menghadirkan spirit Allah sebagaimana ditampilkan di Mazmur tanggapan hari ini (Mzr. 146). Allah:
- yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas;
- yang memberi roti kepada orang-orang yang lapar;
- yang membebaskan orang-orang yang terkurung;
- yang membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk, TUHAN mengasihi orang-orang benar;
- yang menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya
Inilah salah satu dari sekian kisah mengesankan bagaimana Paulus memahami dan mewujudkan kerajaan Allah dan daya kuasa kasih Krisutus yang telah dialaminya secara nyata sehingga terciptalah suasana hidup penuh persaudaraan dan sukacita dalam Kristus. Melihat secara keseluruhan karya-karya kerasulannya, kita menemukan di sana bahwa Rasul Paulus sungguh memperjuangkan terciptanya kerajaan rohani sebagaimana yang diajarkan Yesus. Di surat-suratnya pun dia secara terbuka menjelaskan apa itu Kerajaan Allah: Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14:17); Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa (1 Kor. 4:20).
Maka kisah Paulus, Onesimus dan Filemon di bacaan I hari ini mengajak kita untuk bersyukur atas orang-orang yang menghidupi semangat Paulus, Onesimus dan Filemon dengan berupaya menghadirkan Kerajaan Allah yang penuh damai dan sukacita secara nyata. Kita juga patut merenungkan hal-hal berikut:
Apakah saya seperti Paulus yang sudah memahami Kerajaan Allah secara benar seperti dan turut memperjuangkan hadirnya secara konkret dalam kebersamaan dengan Onesimus-Onesimus dan Filemon-Filemon sehingga dunia sekitar kami pun menjadi aman damai sejahtera?
Selamat merenung, Tuhan memberkati.
Oleh Bambang Gunawan (Paroki St Yakobus Kelapa Gading Jakarta)