Sahabat-sahabat Tuhan ytk,
Salam jumpa lagi melaui Ulasan Biblis Spiritual (UBS) di akhir bulan Oktober 2020. Kita bersyukur untuk segala anugrah dan berkat-berkat Tuhan yang telah kita terima dari kelimpahan kasih Tuhan sepanjang bulan Oktober ini.
Sabda Tuhan sepanjang minggu ini semakin mengajak kita menempatkan Tuhan sebagai KOMPAS penuntun langkah hidup kita. Teks-teks Injil sepanjang minggu ini pada umumnya menampilkan sikap judge-mental para pemimpin agama Yahudi terhadap Yesus. Menariknya, semangat pewartaan Yesus tidak dikerdilkan oleh sikap-sikap kaum Farisi itu. Yesus sebaliknya menggunakan moment-moment itu sebagai kesempatan menjernihkan sikap judge mental mereka dan mengarahkan mereka ke jalan yang baik dan benar.
Mengikuti refleksi-refleksi biblis yang ditampilkan di website Sumur Yakub ini sepanjang minggu ini, serta respons-respons dari para pembaca, ada suatu optimisme tampak jelas di sana bahwa kita tidak seperti para pemimpin Yahudi itu yang cenderung hanya mengkritik dan memojokkan Yesus. Dari refleksi, sharing iman, dan respons-respons positif yang muncul sepanjang minggu ini menunjukkan bahwa kita sungguh antusias terhadap ajaran tuntunan Tuhan. Alasannya karena kita mengakui dan mau mengikuti Tuhan sebagai penuntun langkah hidup kita.
Kalau melihat aksi-reaksi positif konstruktif ini dari kacamata Golden Rule Yesus yang disampaikan kepada kita melalui hari Minggu, 25 Oktober lalu, kita sebenarnya terus berupaya mengasihi Tuhan dan Sabda-Nya sebagai penuntun langkah hidup kita. Dan hasil dari relasi iman dengan Tuhan ini, mendorong kita mewujudkannya melalui cinta dan perhatian kita sesama.
Ditampilkan di sini beberapa respons dari para pembaca renungan sepanjang minggu untuk menunjukkan bagaimana pendalaman Sabda Tuhan, yang disampaikan melalui renungan-renungan harian atas Sabda Tuhan, mengajak para pembaca untuk turut mendalami Sabda Tuhan dan mengkaitkannya dengan pengalaman hidup nyata.
- Refleksi biblis atas Sabda Tuhan hari ini bertema Libatkan Tuhan dalam Segala Situasi Hidup mengingatkan saya akan apa yang pernah saya alami sebelumnya. Saya pernah mengalami kegagalan, padahal banyak kiat sudah dijalankan dengan baik, dan tekun setia untuk meraih impian saya itu. Hal ini menumbuhkan satu pertanyaan besar dalam hati saya: ‘mengapa saya selalu gagal dalam perjuangan saya itu?’. Dalam pemenungan saya disadarkan bahwa kegagalan itu terjadi karena saya tidak melibatkan Tuhan sebab saya merasa Tuhan selalu memberkati saya. Inilah kekeliruan yang saya lakukan masa itu. Kesadaran itu mendorong saya mengambil langkah baru yakni senantiasa melibatkan Tuhan dalam perjuangan saya dan akhirnya hingga sekarang sudah menjadi kebiasaan saya untuk selalu melibatkan Tuhan. Setiap kali mau melakukan suatu hal/kegiatan saya pasti berdoa minta kekuatan dan petunjuk-Nya...Tuhan andalanku (EN, Paroki St.Fransiskus Asisi Bogor)
- Dalam kehidupan sehari-hari banyak persoalan yang kita hadapi, baik itu dari keluarga kita sendiri, tetangga maupun lingkungan kerja. Banyak benturan yang kita temukan di sana, persoalannya maukah kita ikut sertakan Tuhan dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi atau tetap andalkan kekuatan kita sendiri. Melihat kesaksian dari pak Teddy, kita bisa simpulkan bahwasannya doa yang kita panjatkan dengan penuh iman: bisa dijawab langsung, belum dijawab, bisa juga dijawab melalui orang-orang di sekitar kita, atau sama sekali tidak dijawab dan kita tetap harus percaya bahwa Tuhan akan memberi yang terbaik buat kita. Tuhan Yesus memberkati (Pak Indra Halun Budiman/ Paroki St. Maria Imakulata Mataram).
- Sharing iman hari ini meneguhkan saya untuk semakin mengakui: Kasih Tuhan sungguh luar biasa. Tuhan selalu ingin menyelamatkan manusia melalui berbagai macam cara, melalui penyakit atau penderitaan-penderitaan lainnya. Apa yang dialaminya ibu mertua Pak Teddy menjadi contoh nyata yang mengingatkan kita pula bahwa tidak semua orang bisa menerima salib dalam hidupnya. Di situalh peran orang-orang di sekelilingnya terutama keluarga menolongnya (Ibu Herlena Kusuma, Paroki Roh Kudus Surabaya).
- Terimakasih untuk renungan bagus pagi ini tentang Spiritualitas Sesawi dan Ragi: Jalan Penuntun dalam Upaya Mengembakan Karya Misi Allah. Secara pribadi, refleksi ini mengingatkan saya untuk bertumbuh dalam iman dan bisa membawa sesama kepada Kerajaan Allah (Pak Rully Djunaedi/ Paroki St. Yusup Pekerja Magelang)
- Sharing kegiatan kemanusiaan Pak Yosef kemarin mengajak saya merenungkan Perjalanan Misi Yesus dalam konteks sekarang termasuk yang dilakukan para awam misi. Kita patut bersyukur karena ada awam-awam berjiwa misioner yang peka terhadap panggilan dan perutusan Tuhan. Kita juga mendoakan saudara/I kita yang masih terlalu mengandalkan kemampuan dirinya karena merasa diri tanpa Tuhan Yesus pun mereka mampu menjalani hidup ini. Kita percaya kasih karunia dan kerahiman Ilahi bisa membawa saudara kita itu untuk mau mendekat dan menempel pada Tuhan Sang Pokok Anggur sejati. (Ibu Cathy Dare/ Paroki St. Bartholomeus Galaxi Bekasi Selatan).
- Terima kasih untuk renungan-renungan yang dikirim ke saya. Saya suka sekali karena bertolak dari pengalaman-pengalaman nyata sekaligus mengingatkan saya untuk merenungkan pesan-pesan pengalaman harian yang ada dalam hidup berkomunitas. Karena hal-hal itu ada juga dalam komunitas kami hanya beda versi. Saya tersentuh dengan refleksi pagi ini untuk terlibat dalam diam. Dan diam juga bisa menjadi sikap bijak karena dalam diam juga kita mampu memahami banyak hal yang kadang kita tidak mengerti. (Sr Mery Duka RVM/ Seminari Menengah Roh Kudus Tuke-Dalung-Denpasar-Bali)
- Saya sangat terinspirasi oleh Pesan sabda Tuhan dan refleksi hari ini untuk turut berbuat kebajikan, walaupun kecil tapi kita berusaha untuk memberi terutama kepada orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan itu. Bantuan meski terlihat kecil atau sedikit namun sudah turut membatu mereka (Ibu Ruth Ndona/Paroki Maria Assumpta Kupang).
- Renungan Pak Yosef hari ini mengajak saya untuk berefleksi apakah saya seperti orang Farisi? Apakah saya sudah sepenuhnya menjadi murid Tuhan Yesus? Apakah saya komit dengan panggilan saya sebagai imam-Nya? Apakah saya mengikuti panggilan Tuhan: menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Yesus? Sebuah renungan penuh tantangan! Yes or No; menjadi pribadi dalam Yesus Kristus, Tuhan penyelamatku; yang rela menyelamatkanku dan semua orang (Pastor Jimmy Antonius Tumbeleka/ Pastor Paroki St. Theodorus Kaaruyan Bualemo Gorontalo).
Sekali lagi melalui refleksi, kesaksian iman dan respons-respons tersebut, menjadi suatu signal positif bahwa kita terus berupaya mengikuti dan berjuang mengamalkan amanat-Nya dalam hidup kita. Dengan ungkapan-ungkapan hati tersebut, kita pun mau terus berupaya mencintai dan mendalami Sabda Tuhan, dan menghayatinya dalam kebersamaan hidup bersama sesama di sekitar kita.
Kata-kata St Paulus yang kita direnungkan kemarin dikutip di akhir UBS ini sebagai peneguhan dan sekaligus ajakan bagi kita semua untuk semakin tekun setia mengikuti Tuhan dan mengamalkan Sabda-Nya dalam hidup kita.
Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah (Filipi 1: 5, 9-11)
Selamat merenung, Tuhan memberkati kita semua.
Oleh P John Masneno, SVD (Pengurus Pusat Spiritualitas Sumur Yakub)