Displaying items by tag: sikap manusia

Manusia adalah makhluk tak sempurna yang memiliki kelemahan secara duniawi, mudah jatuh dalam godaan dan tantangan hidup. Kerapuhan dan kelabilan manusia inilah yang membuat kita rentan terhadap dosa dan kesalahan. Namun demikian, kita bisa melatih diri terus-menerus untuk berusaha menjadi lebih kuat dan lebih baik dalam menjalani kehidupan kita masing-masing. Hal-hal sederhana yang bisa melegakan kita menghadapi situasi tersebut adalah pengakuan akan kesalahan kita, pengakuan akan kelemahan kita yang mudah jatuh dalam dosa dan pencobaan, pengakuan akan kekurangan yang kita miliki sehingga kerapkali masuk dalam ritme kesalahan yang sama.

Namun mencermati kenyataan hidup dari waktu ke waktu, kita menemukan bahwa sikap kesediaan mengakui kesalahan apa adanya ternyata tidak mudah dilakukan oleh manusia. Malah ada tendensi yang lumayan dominan dalam diri manusia ketika berbuat salah untuk bersikap tegar hati seperti yang dilakukan oleh orang-orang Israel pada zaman Musa. Sikap tegar hati ini justru membuat manusia bukannya mencari akar persoalan dalam dirinya dan menyelesaikannya tetapi justru menunjuk orang lain dan mencari solusi yang kurang tepat sasar. Kebiasaan ini menciptakan rentetan kebiasaan buruk lain yakni setiap kali berbuat kesalahan, hal yang paling mudah untuk dilakukan adalah menghindar mengakui kelemahan dan cenderung mempersalahkan orang lain. Menghindar dari kenyataan bahwa kita berbuat salah. Menghindar dari kemungkinan dimarahi oleh orang lain. Menghindar demi menyelamatkan wibawa dan kehormatan diri kita. Hal ini akan makin parah situasinya bila hal tersebut sudah menjadi kebiasaan yang diterima begitu saja.

Kita bisa temukan hal ini dalam Injil hari ini di mana orang-orang Farisi mau membenarkan diri dari kesalahan mereka dan mau membenarkan kebiasaan keliru yang mereka hidupi di mana mereka memakai hukum dan kebiasaan untuk melegalkan kesalahan atau untuk menutup-nutupi kesalahan mereka. Maka Yesus, yang mengutamakan kemurnian hati manusia sebagai sumber pijak sikap manusia, menghantar mereka untuk melihat dengan jelas penyebabnya. Yesus dengan tegas dan lantang menyampaikan kepada mereka bahwa penyebabnya terletak pada persoalan ketegaran hati mereka yang sok suci dan sok benar padahal sebenarnya sikap hidup mereka justru terbalik hal tersebut.

Untuk itu Yesus mengajak mereka untuk bersikap realitis, apa adanya: kalau ya katakan ya, kalau tidak katakan tidak. Tujuan mulia dari Yesus ini sebenarnya mau menghindarkan mereka dari bahaya yang lebih besar yang harus mereka tanggung bila masih hidup dalam kebiasaan keliru demikian. Karena perbuatan apa saja pasti ada buahnya-efeknya mungkin hanya orang bisa menyangkal dalam kata tapi sebenarnya efek itu ada dalam bathin. Buktinya setiap kali berbuat kesalahan, tak pelak ada suatu perasaan negatif yang kita rasakan dalam diri kita, yang membuat situasi tidak nyaman dalam gerak langkah kita. Kita sadari bahwa ada sesuatu yang belum tuntas untuk kita selesaikan. Rasa gelisah akan mengikuti ke mana pun kita melangkah, terus membayangi dalam derap kaki kita. Karena itu St. Yakobus menasihati kita:  janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum.

Dengan menghidupi sikap ya bila ya, tidak bila tidak yang diajarkan Yesus serta sikap kesedian memaafkan satu sama lain dengan iklas akan membantu kita lebih mudah menciptakan kembali persaudaraan dan persatuan serta membantu menyelesaikan rasa gelisah dalam bathin akibat situasi kacau yang kita alami. Pengakuan akan kesalahan akan membawa kelegaan bagi kita.
Dan Tuhan kita itu penuh belaskasih kepada siapa saja yang mau terbuka padaNya. Tuhan kita bukanlah Tuhan yang tidak mengerti akan kelemahan umat-Nya. Ia tahu dan mengerti akan kekurangan kita makhluk ciptaan-Nya. Seperti Bapa sayang akan anak-Nya, demikianlah Tuhan kita merangkul kita, walaupun tak terhitung betapa banyak kesalahan yang kita lakukan terhadap-Nya. Sebagaimana bapa yang menyambut pulang anak bungsunya yang telah menghambur-hamburkan hartanya, demikianlah Bapa akan tersenyum menyambut umat-Nya yang berdosa dan bersalah di hadapan-Nya. Ia akan berbisik lembut di telinga kita, "Aku mengasihimu anakku..."

Yang Tuhan inginkan dari kita hanyalah suatu kerendahan hati untuk mengakui semua kesalahan kita. Berlakulah jujur dalam setiap perkataan dan tingkah laku kita, niscaya Tuhan pun akan melihat semua niat baik kita. Katakan benar bila memang benar dan katakan salah bila memang salah. Tuhan akan menjadi hakim yang adil bagi kita, menghukum yang salah dan memuliakan yang benar. Maka, senantiasalah bersekutu dengan Tuhan, dengarkan bisikan lembut-Nya dalam hati dan telinga kita, agar semua yang kita lakukan menyenangkan hati-Nya. Ketika kita berakar kuat dalam Kristus, maka kehidupan kita akan dipelihara-Nya. Tuhan memang tidak pernah menjanjikan langit akan selalu biru, tapi Tuhan berjanji bahwa akan tersedia mahkota kemenangan bagi orang pilihan-Nya yang berhasil memenangkan pertandingan hingga garis akhir.

Maka marilah kita berusaha untuk selalu mendekat pada Tuhan, karena Ia rindu anak-anak-Nya bersekutu dengan-Nya, duduk di pangkuan-Nya dan bercengkerama dengan-Nya, tertawa dan menangis bersama-Nya, hingga akhir kita menutup mata...

Tuhan mengasihi kita semua...

DOA PENEGUHAN
Ya Tuhan yang penuh belaskasih. Semoga RohMu senantiasa memampukan kami agar senantiasa bersikap jujur dan apa adanya di hadapanMu dan sesama. Hindarkan kami dari sikap-sikap yang merenggangkan hubungan kami dengan Dikau dan sesama serta berusah hidup menurut tuntunan kehendakMu sehingga kami boleh senantiasa merasakan damai dan sukacita dalam kehidupan bersama dan sesama. NamaMu kami agungkan kini dan sepanjang segala masa. Amin

Oleh Dr. Yudy, SpF
(berkarya di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta)

Published in Renungan

Kegiatan Terbaru

...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohan...

25 October 2023
...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)

Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...

PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

19 October 2022
PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...

BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

18 October 2022
BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...

BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTE...

16 October 2022
BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTER SAN

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

14 October 2022
BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

Tentang Kami

Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya

Berita Terbaru

©2025 Sumur Yakub - Pusat Spiritualitas. All Rights Reserved.

Search