Terinspirasi oleh teks Injil Lukas 5:33-39 kita diajak merenungkan satu dua point inspiratif berikut yang memiliki hubungan erat satu sama lain.
ATURAN YANG MEMERDEKAKAN
Perumpamaan Yesus ini sebenarnya mau mengkritik orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang terlalu kaku mempraktekan aturan keagamaan mereka sehingga mereka menjadi sangat regoristik –terpaku pada aturan. Padahal aturan keagamaan mestinya menjadi sarana yang mengatur, mengarahkan dan menghantar umat Tuhan merasakan damai dan sukacita saat bertemu Tuhan dalam doa dan perayaan. Prakter keagamaan demikian akhirnya membuat orang menjadi kaku dan bisa kekurangan bahkan ketiadaan vitamin B-Vitamin Bahagia- di hadapan Tuhan.
Inilah alasan Yesus mengajak kita menghindarkan diri kita praktek keagamaan demikian karena bisa membuat kita kekurangan Vitamin B rohani yakni kebahagiaan, damai, suka cita dalam doa dan perayaan iman. Sebab efek negative dari orang yang kekurangan atau ketiadaan Vit-B sebagaimana dipraktekan oleh kaum Farisi yakni memiliki pandangan yang buruk tentang kebaruan dan pembaharuan. Maka melalui perumpamaan ini Yesus mau menekankan pentingnya sukacita hati dan jiwa saat bersama Tuhan. Mendapatkan Vit-B - Bahagia- harus menjadi yang tujuan utama bertemu Tuhan.
TUHAN SELALU MENJADI SUMBER SUKACITA
Kita mencari dan mau selalu bersama Tuhan karena pada Dia lah ada sukacita sejati. Maka kiranya kita selalu meluangkan ruang dan waktu menyadari kehadiran Tuhan yang membuat kita merasa damai dan sukacita. Kiranya Vit-B rohani yakni Bahagia tidak pernah hilang dari kehidupan orang-orang Kristen.
Vit-B BERSUMBER PADA Vit-C.
Bahagia selalu datang dari Cinta yang tulus iklas penug pengorbanan dan selalu mengutamakan sesama. Dengan demikian hidup kita merupakan suatu perayaan yang selalu menghadirkan Tuhan. Semoga hidup kita selalu seperti pesta perkawinan yang mengarahkankan kita mengupayakan Vit-C –cinta- dan menjalani hidup dengan Vit-B – Bahagia.
Oleh RD. Dus Bone.Pr. (bertugas di Paroki St. Fransiskus Asisi Kolhua Kupang)