Friday, 31 July 2020 19:35

MENGAPA MEREKA BISA DEMIKIAN?

Written by John Masneno
MENGAPA MEREKA BISA DEMIKIAN? dok. Sumur Yakub

Sahabat-sahabat Tuhan Ytk,

Selamat jumpa lagi di UBS di awal bulan Agustus 2020 ini. Kita diajak di awal di awal UBS mensyukuri segala rahmat dan perlindungan Tuhan yang telah dianugrahkan kepada kita semua sepanjang bulan Juli yang baru saja kita lewati kemarin. Kita juga mau menyerahkan seluruh perjalanan hidup dan rencana kita di bulan Agustus yang kita mulai jalani hari ini.

UBS kali ini mengajak kita merenungkan satu benang merah yang kita dapatkan dari tuntunan Sabda Tuhan sepanjang Pekan Biasa XVII ini. Benang merah yang dimaksud  adalah rahasia hidup yang kita temukan di bacaan-bacaan suci dan orang-orang kudus yang pestanya kita diperangati di pekan ini. Sesuai tema UBS ini, kita bertanya MENGAPA MEREKA BISA DEMIKIAN?

  • Mengapa Salomo disebut sebagai Raja Israel yang paling bijaksana sehingga banyak pemimpin bangsa, termasuk Ratu dari Selatan ‘menimba’ kebijaksanaan dari dia?
  • Mengapa bukan pasangan Raja dan Ratu atau Pangeran dan Permaisuri hebat dan kaya raya, melainkan Santo Yoakim dan Santa Anna, pasutri sederhana yang dipilih dan dipakai Tuhan sebagai orang tua bagi Maria, Ibu Tuhan?
  • Mengapa Nabi Yeremia yang sempat takut menerima tugas kenabian karena menyadari usianya yang masih sangat muda, toh kemudian menjadi Nabi yang sangat berani menyuarakan Jalan Kebenaran Tuhan di tengah bangsa yang ‘bengkok’ hatinya?
  • Mengapa Para Murid Yesus, orang-orang sederhana dan biasa-biasa saja tanpa pendidikan formal dan tanpa gelar akademis, namun bisa memahami rahasia Kerajaan Allah dan menjadi Rasul, pewarta Sabda Allah serta penyebar Kerajaan Allah ke berbagai penjuru dunia?
  • Mengapa Martha yang sebelum hanya fokus pada hal urusan duniawi bisa menjadi orang kudus?
  • Mengapa Santu Petrus Krisologus, Uskup dan Pujangga Gereja ini, disebut sebagai Si Mulut Emas yang mampu meneduhkan dan mempertobatkan orang-orang yang menyebarkan ajaran sesat dan mampu mengajak ke orang ke jalan Tuhan melalui kotbah-kotbahnya?
  • Mengapa Santu Ignasius de Loyola, putra bangsawan dan tentara hebat akhirnya memutuskan menjadi Imam di usia 45 tahun, dan bisa mendirikan satu Kongregasi Religius yang dikenal Serikat Yesus (Yesuit- SJ).
  • Mengapa St. Alfonsus Maria de Ligouri, anak bangsawan di Napoli dan seorang Advocak hebat memutuskan menjadi Imam dan kemudian mendirikan Tarekat Sanctissimi Redemptoris?

Menyelusuri hidup mereka, kita dihantar menemukan jawabannya.

  • Salomo bisa demikian karena diawal kariernya sebagai Raja, Pemimpin Bangsa Israel, dia bukan meminta kekayaan atau kemasyuran yang biasanya ‘dikejar’ oleh kebanyakan orang, namun dia meminta hikmat dan pengertian dari Tuhan. Di balik permintaan ini, dia mengakui Tuhan sebagai sumber kebijaksaan sejati, pemimpin ulung yang mengendalikan dan menyelenggarakan seluruh alam semesta. Maka tepat sekali Salomo merendahkan diri di hadirat Tuhan sebagai Penguasa segala sesuatu dan meminta Kebijaksanaan dari Tuhan sendiri. Singkatnya dia mengakui Kedaulatan dan Kebijaksaan Tuhan. Dia melaksanakan apa yang tertulis dalam Mazmur 111:10 Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.
  • Santo Yoakim dan Santa Anna yang dipilih dan dipakai Tuhan sebagai orang tua bagi Maria, Ibu Tuhan karena kesalehan dan kesahajaan hidup mereka di hadirat Tuhan dan sesama.
  • Nabi Yeremia bisa demikian karena dia membiarkan dirinya sebagai ‘bejana tanah liat’ yang siap dibentuk oleh Tuhan sehingga bukan dirinya yang menjadi motor penggerak dan tujuan karyanya, melainkan Tuhan lah yang menjadi aktor utama dan tujuan tugas kenabiannya.
  • Para Murid Yesus bisa demikian karena sikap rendah hati, terbuka menerima ajaran dan tuntunan Tuhan dan menghidupi spiritualitas Guru mereka yakni menjadi orang-orang yang melayani kepentingan sesama, bukan sebaliknya.
  • Martha bisa demikian karena dia terbuka mendengarkan ajakkan Tuhan untuk tahu menempatkan segala sesuatu pada ruang dan waktunya. Waktu melayani dipakai untuk melayani, waktu berdoa dan mendengarkan Tuhan, dipakai secara efisien mungkin sehingga kedua sisi ora et labora tetap terjaga. Dengan kata lain, Martha mengikuti nasihat Tuhan untuk menjaga harmoni/keseimbangan di antara segala aspek kehidupan karena setiap aspek memiliki peran dan manfaat dalam hidup dan kebahagiaan kita.
  • Santu Petrus Krisologus bisa demikian karena dia menghidupi semangat hidup Yesus yang lembut dan rendah hati sehingga membuat orang-orang di sekitarnya merasakan damai dan sukacita. Selain itu, kedekatannya dengan Sabda Tuhan membuat dirinya sebagai ‘pancaran cahaya kebenaran’ sehingga kotbah-kotbahnya senantiasa ‘menyentuh dan menginpirasi orang yang mendengarkannya, sekaligus menjadi ajakan bagi mereka untuk menghayatinya. Buktinya banyak orang yang ‘jauh’ dari jalan Tuhan, termasuk Eutiches yang sangat getol melawan Gereja dan Kepemimpinan Paus saat itu, akhirnya berhasil ditobatkan oleh kelembutan hati dan butir-butir kebenaran sejati dari mulut Santu Petrus Kristologus.
  • Santu Ignasius de Loyola bisa demikian bermula dari ketergerakkan hatinya pada cara hidup Kristus dan orang-orang kudus yang didalami melalui buku-buku yang dibacanya saat dia mengalami sakit berat karena terluka saat perang. Dia perlahan-lahan mengalami transformasi diri, dan diteguhkan oleh pendidikan yang dijalani tahun-tahun berikutnya sehingga membuat dia semakin ‘bulat hati’ untuk menjadi Imam. Kesalehan hidupnya yang tertuang dalam bukunya Latihan Rohani memikat hati banyak orang untuk bergabung di Ordo Yesuit yang didirikannya. Dia sungguh menghidupi apa yang menjadi motto hidupnya sebagai abdi Tuhan: Ad Maiorem Dei Gloriam (ADMG): semuanya demi kemuliaan Tuhan.
  • Hal yang sama terjadi dalam hidup Alfonsus Maria de Ligouri. Dia bisa demikian karena kepekaan dan ketergerakan hatinya pada jalan panggilan Tuhan. Advokat muda brilian yang selalu menang dalam kegiatan advokasinya ternyata kemudian kalah dalam satu perkara karena kelalaiannya menyelidiki secara detail kasus tersebut. Hal ini membuat dia kecewa dan mengurung diri. Namun rupanya ini jalan Tuhan yang mau mentransformasi dia menjadi Advokat rohani bagi jiwa-jiwa. Setelah menjalani masa pendidikannya, dia kemudian ditabhiskan menjadi Imam. Kesahajaan hidupnya memikat banyak orang bergabung dengan Kongregasi Religius yang didirikannya. Kepekaan hati membaca cara kerja Tuhan memampukan dia bisa bertransformasi dari seorang Advocat menjadi Imam Tuhan, dan panutan dalam iman.

 

Sahabat-sahabat Tuhan Ytk,

Kehidupan figur-figur tersebut sengaja diuraikan karena mencermati latar belakang kehidupan dan ‘locus’ karya mereka, kita akhirnya dihantar merenungkan konteks kehidupan kita sendiri. Alasannya karena mereka mewakili berbagai bentuk kehidupan dan pelayanan yang ada dalam kehidupan bersama: sebagai Raja/Pemimpin Rakyat; sebagai orang tua; sebagai para pewarta Sabda Tuhan; pelayan publik/masyarakat; baik swasta maupun pemerintah; sebagai pemimpin Gereja dan pemimpin lembaga-lembaga religius.

Maka dari konteks ini, Sabda Tuhan dan orang-orang kudus yang dirayakan pestanya sepanjang pekan ini sebenarnya mengajak kita untuk merenungkan kehidupan kita masing-masing sesuai dengan jalan hidup, profesi dan tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Maka mari kita meluangkan waktu merenungkan kehidupan kita sebagai pengikut dan pelayan Tuhan: mengapa hidup saya/kita bisa seperti ini?

Pertanyaan ini bukan bertujuan mengarahkan kita untuk membanggakan ego dan mengagungkan pelayanan kita. Permenungan yang genuin dan tulus tentang hal ini akan menghantar kita pada satu titik penemuan bahwa semuanya karena Tuhan. Dan kesadaran ini akan semakin mendorong kita bersikap seperti Santo Ignasius de Loyola: semua yang kita hidupi dan kita perjuangkan semata-mata untuk kemuliaan Tuhan.  

Semakin menghayati semangat hidup demikian, kita pun akan semakin mengalami apa yang dialami Raja Salomo di mana Tuhan menambahkan apa yang dia tidak minta dan cari. Karena kemuliaan Tuhan yang kita cari dan upayakan akan mendatangkan semua yang kita butuhkan dalam hidup kita.  Dengan demikian kita pun mengamini ajaran dan ajakkan Yesus, Guru sejati kita: Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33).

Selamat merenung, Tuhan memberkati kita selalu. Amin

 

Oleh: P John Masneno, SVD (Sekretaris Eksekutif Pusat Spiritualitas Sumur Yakub)

Kegiatan Terbaru

...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohan...

25 October 2023
...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)

Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...

PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

19 October 2022
PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...

BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

18 October 2022
BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...

BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTE...

16 October 2022
BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTER SAN

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

14 October 2022
BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

Tentang Kami

Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya

Berita Terbaru

©2025 Sumur Yakub - Pusat Spiritualitas. All Rights Reserved.

Search