Ada dua faktor pendorong hadirnya tulisan ini. Pertama, keluhan yang sering muncul dalam evaluasi-evaluasi pelaksanaan tugas dan tanggunjawab di berbagai level dan wadah pengabdian, entah tugas-tugas perorangan, keluarga, komunitas maupun di lembaga-lembaga tempat mengabdi. Faktor pendorong kedua yakni permenungan tentang GOLDEN RULE dari Yesus, Sang Guru Agung, tentang: setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut. (Lukas 12: 48).
Kedua faktor tersebut di atas, sebenarnya memiliki titik pijak dan titik tuju yang sama, yakni mau menumbuhkan kesadaraan dan kepekaan untuk mengoptimalkan kemampuan managerial dalam diri dalam upaya menunaikan tugas dan tanggunjawab yang dipercayakan kepada setiap kita seturut status dan profesi yang kita emban. Karena itu beberapa tips ditampilkan di sini sebagai jalan dan lilin kecil yang bisa membantu kita dalam upaya menunaikan tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan kepada kita:
- Perlu memperhatikan keseimbangan alokasi waktu dan tenaga untuk setiap dan seluruh tugas yang dipercayakan kepada kita.
Mengabaikan hal ini, bisa membuat kita fokus pada tugas tertentu saja dan kurang bahkan mengabaikan tugas atau aspek lain, yang juga menjadi tugas dan tanggungjawab kita. Pengabaian menjaga keseimbangan pembagian porsi waktu dan tenaga terhadap keseluruhan tugas dan tanggunjawab, akan menghantar kita pada suatu situasi di mana kita harus bekerja ekstra keras untuk menata kembali, dan terutama di saat tugas atau aspek yang diabaikan itu butuh dipertangungjawabkan.
Sebaliknya bila kita memperhatikan dengan baik secara konsisten keseimbangan pembagian waktu dan tenaga untuk keseluruhan dan tanggunjawab kita, maka komitmen kontinual kita ini akan membantu kita menjaga keseimbangan perhatian kita pada setiap aspek tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan kepada kita. Setiap aspek atau tugas akan mendapat porsi perhatian kita. Dengan demikian kita tak perlu bekerja ekstra keras di saat tugas atau aspek tiba pada tahap pertanggunjawaban. Karena setiap aspek dan tugas sudah diperhatikan secara baik dan seimbang-merata.
- Berupaya senantiasa memberi yang terbaik dalam setiap pelaksanaan tugas dan tanggunjawab.
Niat dan komitmen dari dalam diri untuk selalu memberi pengabdian terbaik dalam menunaikan tugas dan tanggunjawab kita, akan membantu kita menunaikan tugas dan tanggungjawab kita bukan karena aturan, atau bukan karena dipantau oleh pimpinan. Niat dan komitmen untuk memberi pengabdian terbaik dalam tugas dan tanggungjawab membuat kita membuat auto-awareness dan juga auto-monitoring dari dalam diri sendiri, guna meneruskan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang sudah berjalan baik dan benar, sekaligus menata hal-hal yang perlu diperhatikan dan dikembangkan ke arah lebih baik lagi dari sebelumnya.
Niat dan komitmen untuk selalu memberi yang terbaik dalam pelaksanaan tugas dan tanggung-jawab kita, akan mendorong kita terus menerus mengembangkan bakat dan kemampuan kita sehingga kita semakin bertumbuh kembang dalam pengembangan diri dan bakat-kemampuan serta kualitas karier kita. Niat dan komitmen untuk selalu memberi yang terbaik dalam tugas dan tanggung jawab juga akan menumbuhkan dan memacu daya inovasi, kreatifitas dan upaya mengembangkan karier dari yang sudah ada menjadi lebih baik lagi. Orang-orang sukses pada level macro pada umumnya memiliki spirit ini dalam diri dan karier mereka.
- Memberi ruang bagi keterlibatan Allah dan sesama dalam menunaikan tugas dan tanggunjawab.
Multi tugas dan peran yang dipercayakan tentu saja berkaitan dengan bakat dan kemampuan yang kita miliki dalam diri dan kiprah karier sebelumnya, sehingga kita bisa dipercayakan tugas dan tanggung-jawab yang lebih banyak. Rasa tanggungjawab dengan sendirinya menjadi pemacu dari dalam diri untuk menunaikan tugas dan tanggunjawab kita sebaik mungkin. Namun bagaimana pun, namanya manusia, tentu secara kondrati, kita memiliki keterbatasan dalam menunaikan tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan kepada kita.
Kesadaran akan keterbatasan kodrati kita sebagai manusia akan mendorong kita untuk melibatkan pihak lain yang bisa membantu kita dalam menunaikan tugas dan tanggungjawab kita. Tak terbantahkan lagi bahwa melibatkan Allah yang mahakuasa dan sesama untuk sangat besar peran dan efeknya dalam upaya mewujudkan karier kita.
Pengakuan akan keberadaan dan kemahkuasaan kuasa pertolongan Allah, akan mendorong kita untuk mencari ruang dan waktu di tengah kesibukan harian kita untuk mendekatkan diri kepadaNya. Kebiasaan pribadi mendekatkan diri secara spontan pada Sang Mahakuasa membantu kita mendapatkan tuntunan dan kekuatan-Nya, sehingga kita, makluk yang terbatas kemampuannya ini, bisa dimampukan oleh keilahian daya pengetahuan dan kekuatan-Nya yang dasyat. Pengiman Tuhan yang dengan rendah hati dan penuh keterbukaan hati melibatkan Tuhan dalam hidupnya, tentu saja mengalami bantuan luar biasa dalam hidup dan karya perjuangannya. Dan sukma yang dengan tahu dan mau melibatkan Tuhan penuh kesadaaran, akan tumbuh pengakuan secara spontan dari dalam dirinya pengakuan akan keberadaan dan karya Ilahi Allah yang terlibat aktif dalam hidup dan perjuangannya menunaikan tugas dan tanggungjawabnya. Dengan demikian dia akan semakin bertumbuh pula dalam keyakian akan keberadaan dan peran daya pengetahuan dan kemahakuasaan hidupnya. Kesadaran ini yang membuat dia turut mengakui kata-kata pemazmur di Mazmur 124: 8 pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
Selain peran Allah, pihak lain yang perannya sungguh disadari dalam diri kita, ketika kita menyadari keterbatasan kodrati sebagai manusia yang terbatas kemampuannya dalam menunaikan tugas dan tanggungjawab kita, adalah sesama kita yang turut membantu kita baik secara langsung maupun tidak langsung dalam upaya mewujudkan tugas dan tanggungjawab kita. Hati yang mampu melihat peran sesama dalam hidup dan perjuangannya akan spontan mengakui peran sesama dalam hidup dan kariernya.
Kesadaran ini akan menumbuhkan sikap rendah hati mengakui bahwa sehebat apapun dia, toh dia tak mungkin mampu menunaikan tugas dan tanggungjawabnya seorang diri saja. Sikap kerendahan hati ini membantu dia pada langkah bathin selanjutnya yakni keterbukaan hati dan kesediaan melibatkan sesama guna bekerja sama dalam upaya mewujudkan tugas dan tanggunjawabnya.
Semakin mengalami keterlibatan sesama, kita semakin memberi ruang bagi mereka dalam upaya membantu kita menunaikan tugas-tugas kita. Kata-kata bijak berikut ini bisa mengekspresikan pengakuan kita akan peran sesama dalam hidup dan karier kita: we meet no ordinary people in our lifes, If you give them a chance, everyone has something amazing to offer (sebenarnya kita bertemu bukan orang yang biasa-biasa dalam hidup kita –karena setiap orang memiliki suatu kualitas luar biasa di dalam diri mereka- jika kita memberi mereka peluang dan kesempatan, setiap mereka akan mempersembahkan hal-hal menakjubkan- dalam hidup dan karier kita).
Pertolongan sesama dalam hidup dan karya bila ditempatkan dalam kerangka karya Tuhan, maka kita akan melihat bahwa Tuhan turut berkarya dalam diri kita melalui mereka. Joel Osteen, salah satu motivator terkenal saat ini mengatakan bahwa Allah menempatkan sesama dalam hidup kita demi suatu maksud: ada yang membantu belajar sesuatu dari mereka, ada yang diperuntukan untuk membantu kita sepanjang perjalanan hidup kita, ada yang membantu kita menyadari sejauh mana kemampuan dan kekuatan yang kita miliki dalam diri kita ( God puts people in your life for reasons. Some to learn lessons from, others to help you along your way, and others to make you realize how strong you really are).
Lebih lanjut Olsteen melihat juga bahwa keberadaan dan kontribusi kita kepada sesama bisa menjadi berkat bagi mereka juga: God puts people in our lives on purpose so we can help them succeed and help them become all He created them to be. Most people will not reach their full potential without somebody else believing in them (Allah menempatkan sesama dalam ziarah hidup kita juga dengan suatu maksud: agar kita bisa membantu mereka berhasil dalam hidup mereka, membantu mereka mewujudkan impian hidup mereka sebagaimana dirancang Allah bagi mereka. Pada umumnya orang tidak akan bisa mencapai kepenuhan hidup mereka bila sesama mereka tidak memberi kepercayaan kepada mereka).
Kiranya refleksi akan tiga tips sederhana di atas mudah-mudahan menjadi jalan-jalan dan lilin kecil yang membantu kita dalam menunaikan tugas dan tanggunjawab yang sedang dipercayakan kepada kita. Akhir kata, terima salam apresiasi atas segala daya upaya terbaik yang telah Anda tunjukkan dalam upaya menunaikan tugas dan tanggunjawab yang sedang dipercayakan kepada Anda. Tuhan berkati selalu.
Oleh: John Masneno, SVD (Sekretaris Eksekutif Pusat Spiritualitas Sumur Yakub)
