Sahabat-sahabat Tuhan ytk,
Salam jumpa lagi di Selasa III Masa Advent ini. Melalui Pertemuan Berhikmah ini kita mau mendalami semangat hidup Santo Yohanes Pembaptis, satu sosok spiritual yang sering ditampilkan dalam masa Advent. Kehidupan dan karya salah satu figur rohani sepanjang zaman ini berualangkali ditampilkan pada masa Adven karena alasan-alasan berikut:
- pertama, karena karya-karyanya terfokus pada upaya mempersiapkan orang menyambut Tuhan.
- Kedua, spiritualitas hidupnya menampakan unsur-unsur penting yang penting dalam kehidupan seorang Murid dan Rasul Tuhan
Kalau kita perhatikan kehidupan dan isi pewartaannya, terlihat jelas di sana bahwa Yohanes Pembaptis adalah orang yang sungguh tahu diri bahwa dia bukan Tuhan. Dia hanyalah alat Tuhan yang bertugas menyiapkan jalan bagi Tuhan. Kejelasan identitas dirinya ini menghubungkan dia secara alamiah pula dengan semangat hidup kerendahan hati dan kesediaan hidup dalam tuntunan Tuhan. Siapa saja yang secara otentik menyadari dan mengakui dirinya hanyalah sebagai alat Tuhan akan menghidupi semangat hidup Yohanes Pembaptis ini yakni rendah hati dan kesediaan hidup dalam tuntunan kehendak Tuhan. Maka figure spiritual ini ditampilkan kepada kita di masa persiapan Advent ini agar kita bercermin diri: apa gambaran diri yang mempengaruhi saya selama ini dalam hidup dan karier saya?
Kesadaran Yohanes Pembaptis akan identitas dirinya sebagai alat Tuhan juga menjadi suatu refleksi umum bagi kita karena kita tidak bisa pungkiri salah satu semangat hidup yang sering menjadi incaran atau ‘obsesi laten’ dalam diri manusia yakni obsesi untuk menjadi tokoh sentral yang dikagumi, dipuji dan bahkan ada juga impian laten dalam obsesi ini untuk disembah. Efek lanjut dari obsesi keliru itu adalah tendensi untuk hidup dan berkarya menurut maunya dia padahal bisa saja maunya dia berseberangan dengan maksud dan rencana kehendak Allah. Inilah gambaran diri dan semangat hidup yang keliru dan bertolak belakang dengan semangat hidup seorang abdi Tuhan seperti yang dihidupi Yohanes pembaptis.
Bacaan-bacaan dalam masa-masa Advent ini memunculkan gambaran diri dan semangat hidup keliru demikian dalam diri orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Dengan berbagai alasan dan kritikan mereka tunjukan kepada Yohanes Pembaptis dan Yesus karena mereka mau ‘menyetir’ Yohanes Pembaptis dan Yesus untuk mengikuti ajaran, mindset dan semangat hidup mereka yang keliru. Inilah ciri orang yang biasanya cenderung mengklaim dirinya sebagai sumber kebenaran, kompas penuntun publik yang harus dijadikan contoh dan harus diikuti apa yang mereka katakana, meski tampak jelas bahwa mereka keliru bahkan salah. Naif tapi nyata, karena hal yang tampak jelas keliru dan salah namun diklaim sebagai kebenaran yang harus diperjuangkan, dan memaksa orang untuk mengikuti kemauan picik mereka.
Bagaimana sikap Yohanes Pembaptis menghadapi situasi demikian?
Dari sikapnya kita bisa melihat bahwa Yohanes Pembaptis tahu bahwa dengan gambaran diri dan semangat hidupnya demikian (rendah hati sebagai alat Tuhan dan mengikuti tuntunan jalan kehendak Tuhan), dia akan berhadapan dengan orang-orang yang berseberangan dengan gambaran diri dan semangat hidupnya itu. Menariknya, dia tidak meladeni segala bentuk show-off orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu yang terkesan mau menampilkan diri sebagai someones yang harus dihormati, diikuti dan bahkan disembah. Yohanes Pembaptis tahu diri dan tetap fokus pada tujuan hidup dan kariernya seturut yang seyogianya.
Dengan sikap demikian secara intrinsik Yohanes Pembaptis seakan mengajak orang-orang Farisi dan Ahli-Ahli Taurat untuk membereskan diri mereka lebih dahulu (menjernihkan gambaran diri, semangat hidup dan arah perjuangan yang jelas dalam diri mereka dulu) sebelum menuntun orang lain. Sikap Yohanes Pembaptis yang tidak mau terpengaruh dengan para pemimpin Yahudi menampakkan, karena ada keyakinan dalam dirinya bahwa Tuhan yang menuntun dan menata hidup setiap orang akan menuntun dan menata hidup dan cara pandang mereka dengan cara dan jalan Tuhan. Makanya dia lebih fokus pada apa yang menjadi tugasnya.
Yohanes Pembaptis tahu bahwa dengan memilih jalan demikian tentu akan ada konsekuensi lanjut yakni akan terus digonggong, dibuntuti dan bahkan dikorbankan oleh Herodes demi kepentingan manusia duniawi. Namun dari akhir cerita kita tahu bahwa antara Yohanes Pembaptis dan Herodes serta kaum Farisi-Ahli Taurat terdapat beda pesan dan hikmah kehidupan. Para Ahli Taurat dan orang-orang Farisi serta Herodes menciptakan kisah hidup mereka sebagai kisah orang-orang duniawi, sedangkan Yohanes Pembaptis dikisahkan sebagai orang benar yang membawa banyak orang kepada Tuhan dengan ajaran dan semangat hidupnya yang luhur dan mulia.
Dari ulasan di atas kita bisa menarik suatu rangkaian benang merah dari semangat hidup dan arah karier serta akhir cerita hidup Santo Yohanes Pembaptis sbb:
- dia tahu diri siapa dirinya di hadirat Allah,
- dia mengarahkan diri dan kariernya sebagai alat Tuhan,
- dia tahu konsekuensi dan tantangan yang harus dihadapi karena gambaran diri dan semangat hidupnya yang demikian,
- dia tetap fokus pada tujuan sejati sehingga menciptakan suatu kisah hidup mulia dan luhur sebagai alat Tuhan yang mempersiapkan diri bagi Tuhan agar Tuhan semakin besar dan dirinya semakin kecil.
Apa pesannya bagi saya yang patut direnungkan di masa Adven ini dan perlu diupayakan dalam hidup saya dan karier saya?
Selamat merenung, Tuhan memberkati.
Oleh P John Masneno, SVD (Pengurus Pusat Spiritualitas Sumur Yakub)